kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar Kinerja Emiten Grup Bakrie: BUMI, BRMS, ENRG, BNBR, Mana yang Moncer?


Kamis, 01 September 2022 / 18:44 WIB
Menakar Kinerja Emiten Grup Bakrie: BUMI, BRMS, ENRG, BNBR, Mana yang Moncer?
ILUSTRASI. Sejumlah emiten terafiliasi Grup Bakrie telah melaporkan kinerja keuangan untuk semester pertama 2022. Foto: Dok BUMI (dari Annual Report)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten terafiliasi Grup Bakrie telah melaporkan kinerja keuangan untuk semester pertama 2022. Hasilnya, rata-rata emiten yang bergerak di bidang komoditas dan energi mengalami lonjakan laba bersih dan pendapatan.

Misalkan, PT Bumi Resources Tbk (BUMI)  membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk senilai US$ 167,67 juta. Jumlah ini melejit 8.771% dari realisasi laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,89 juta.

Naiknya laba bersih sejalan dengan naiknya pendapatan. Pada enam bulan pertama 2022, BUMI membukukan pendapatan senilai US$ 968,68 juta. Jumlah ini naik 129,62% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 421,86 juta.

Baca Juga: Pendapatan Tumbuh, Rugi Bakrie & Brothers (BNBR) Justru Membengkak 138%

Meski demikian, volume produksi dan penjualan BUMI mengalami penurunan. Volume produksi  pada semester pertama 2022 sebesar 34,5  juta ton, turun 14% dari sebelumnya 40.1 juta ton. Sejalan, volume  penjualan BUMI juga turun 16% menjadi 33,8 juta ton dari sebelumnya 40,2 juta ton.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, kinerja operasional BUMI terhambat oleh kondisi curah hujan karena La Nina.

“Lebih banyak batubara yang terekspos namun lebih sedikit yang ditambang karena hujan. Dalam cuaca yang lebih kering, (produksi) dapat meningkat,” terang Dileep, Kamis (1/9)

Kendati volume penjualan menurun 16%, harga jual rata-rata  atau average selling price (ASP) yang 92% lebih tinggi  bisa menutupi penurunan ini.

Tahun ini, BUMI mencanangkan volume produksi di rentang 78 juta ton sampai 83  juta ton batubara. Proyeksi ini naik dari realisasi di 2021 yang sebesar 78 juta ton batubara. ASP diproyeksi di rentang US$ 120 per ton sampai US$ 125 per ton, dengan  biaya tunai produksi sekitar US$ 45 per ton.

“Dengan cuaca yang lebih kering dapat meningkatkan produksi, kinerja paruh kedua 2022 dapat secara signifikan lebih tinggi dari paruh pertama 2022,” jelas Dileep.

Sementara itu, kinerja anak usaha BUMI, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mengalami penurunan. BRMS mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 3,819 juta pada semester petama 2022. Realisasi ini menurun  13,69% dibandingkan periode sama tahun 2021 yang sebesar US$ 4,42 juta.

Penurunan ini sejalan dengan penurunan pendapatan BRMS, dimana pada semester pertama 2022, BRMS membukukan pendapatan US$ 5,53 juta, menurun dari sebelumnya US$ 6,12 juta.

Namun, pendapatan BRMS dari penjualan emas mengalami kenaikan sebesar 39% dari semula US$ 3,5 juta menjadi US$ 4,9 juta di semester pertama 2022. Melalui anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM), BRMS juga membukukan produksi emas yang semakin tinggi dari 61 kg di semester pertama 2021 menjadi 82 kg di semester pertama 2022, yang setara dengan peningkatan sebesar 34%.

Baca Juga: Pengusaha Tunggu Aturan Turunan Perdagangan Karbon dan Mekanisme Bursa Karbon

“Fokus kami adalah untuk menyelesaikan konstruksi pabrik emas kami yang kedua dengan kapasitas 4,000 ton bijih per hari di Palu dalam waktu dekat ini. Kami berharap untuk dapat menambah produksi emas kami dari pabrik baru tersebut di kuartal keempat tahun 2022 ini,” terang Agus Projosasmito, Direktur Utama BRMS.

Sementara itu, PT Energi Mega persada Tbk (ENRG) berhasil meningkatkan kinerjanya. Pada semester pertama 2022, ENRG membukukan pendapatan senilai US$ 230,18 juta, naik 38,4% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 166,31 juta. Bersamaan, laba bersih ENRG juga naik dua kali lipat alias 101,10% dari semula US$ 12,85 juta menjadi US$ 25,83 juta.

Edoardus Ardianto, Direktur Keuangan ERNG menjelaskan, membaiknya kinerja keuangan ENRG disebabkan peningkatan produksi gas dari aset-aset yang dipunya ENRG. Kinerja produksi minyak yang Sebagian besar dari Malacca Strait masih cukup konsisten dari tahun sebelumnya.

“Di tahun ini, kami juga membukukan kenaikan harga jual minyak dan gas dari tahun sebelumnya,” terang Edoardus.

Di sisi lain, Kinerja PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih tertekan. Induk usaha Grup Bakrie ini membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp 110,97 miliar. Jumlah ini membengkak 138,64% dari kerugian bersih yang dibukukan pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp 46,46 miliar.

Dus, rugi bersih per saham dasar BNBR naik menjadi Rp 50,07 dari sebelumnya Rp 20,98.

Naiknya kerugian BNBR terjadi saat pendapatan BNBR mengalami kenaikan. Tercatat, pada enam bulan pertama 2022, BNBR membukukan pendapatan senilai Rp 1,29 triliun, naik 24,66% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yakni Rp 1,03 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×