Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
"Rencana tersebut berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi pelaku pasar dan investor khususnya asing untuk tetap berinvestasi di pasar modal Indonesia," katanya kepada Kontan, Minggu (8/12).
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas mengatakan saat ini pelaku pasar juga sedang menanti realisasi janji politik yang ditebar oleh Prabowo, terutama dalam meningkatkan ekonomi Indonesia.
"Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan tantangan yang luar bisa, di mana pemerintah harus menciptakan mesin pertumbuhan ekonomi baru," tuturnya.
Baca Juga: Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 14 Juta SID Per Oktober 2024
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menambahkan target Prabowo untuk mendorong PDB Indonesia hingga 8% masih akan menjadi daya tarik untuk investor lain.
"Dengan asumsi tercapainya target jangka panjang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi 8%, maka IHSG masih memiliki peluang yang jauh lebih tinggi," ucap dia.
Audi bilang stabilitas nilai tukar rupiah, pertumbuhan PDB di atas 5%, terjaganya daya beli masyarakat dan program kebijakan pemerintah yang pro pertumbuhan ekonomi akan menjadi pendorong minat investor asing.
"Jika suku bunga bunga Federal Fund Rate di tahun depan hanya dipangkas 50 bps–75 bps, maka akan mendorong inflow kembali ke IHSG seiring dengan menjadi alternatif return yang lebih besar," ucapnya.
Baca Juga: Investor Pandang Era Prabowo-Gibran Positif untuk Pasar Modal Indonesia
Selain faktor dalam negeri, Audi mencermati ada sentimen lain yang bakal mempengaruhi pertimbangan dana investor asing di 2025, seiring dengan ketidakpastian dari arah kebijakan moneter bank sentral dan tensi geopolitik.
Misalnya Amerika Serikat (AS), lanjut Audi, yang membuat investor cenderung melakukan kalkulasi ulang dengan mempertimbangan skenario yang perkirakan cenderung konservatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News