Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan Timur Tengah kembali memanas seiring dengan serangan mendadak kelompok Hamas Palestina terhadap Israel di dekat perbatasan Gaza pada Sabtu (7/10). Bagaimana dampaknya terhadap pergerakan harga komoditas?
Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong, mengatakan, efeknya akan beragam dan tergantung banyak faktor. Salah satunya, apakah implikasi dari perang ini akan merembet lebih luas, seperti melibatkan Arab Saudi.
"Jadi untuk saat ini masih terlalu dini menyimpulkan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (9/10).
Baca Juga: Kinerja Emiten Semen Punya Prospek Jangka Panjang, Cek Rekomendasi SMGR dan INTP
Meski begitu, ia menyebut beberapa efek telah terjadi ke harga komoditas. Contohnya harga minyak dan emas yang naik.
Melansir Trading Economics, harga minyak mentah naik 3,89% ke US$ 86,06/Bbl dan minyak brent naik 3,83% ke US$ 87,82/BBl pada pukul 19.30 WIB. Lalu harga emas juga naik 0,86% ke US$ 1.848/ton oz pada waktu yang sama.
Menurut Lukman, kenaikan harga minyak dipicu oleh kekhawatiran apabila Saudi akan ikut terlibat dalam perang, baik langsung maupun tidak langsung. Sedangkan harga emas didukung oleh permintaan safe haven.
Baca Juga: Geopolitik Memanas, Harga Emas Melesat Lebih dari 1%
Untuk saat ini, ia menilai komoditas emas yang akan lebih diuntungkan. Namun, seberapa signifikan penguatannya akan tergantung dari perkembangan perang itu sendiri. "Emas yang paling berpotensi naik tinggi, apabila perang ini eskalasi harga emas bisa kembali melewati US$ 2.000," ujarnya.
Secara umum, Lukman melihat harga komoditas masih terus tertekan di tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan tingkat suku bunga yang tinggi. Selain itu, ekonomi di China yang mengecewakan juga semakin menekan harga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News