kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Minyak Mentah Terus Panas, Begini Efeknya Ke Sejumlah Komoditas Lainnya


Selasa, 19 September 2023 / 21:24 WIB
Harga Minyak Mentah Terus Panas, Begini Efeknya Ke Sejumlah Komoditas Lainnya
ILUSTRASI. Harga minyak mentah


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas minyak mentah, batubara dan gas alam terus meningkat. Ditambah inflasi Amerika Serikat (AS) yang tinggi diperkirakan dapat memantik kenaikan komoditas lainnya.

Melansir Trading Economics, pada Seasa (19/9) pukul 19.40 WIB harga minyak mentah tercatat naik 1,57% ke US$ 92,91/Bbl dan sebulan terakhir telah naik 15,91%.

Lalu, batubara naik 0,16% ke US$ 160,75/ton dan sebulan naik 7,71%. Kemudian gas alam naik 1,65% ke US$ 2,7730/MMbtu atau naik 1,16 dalam sebulan terakhir.

Research & Development ICDX Girta Yoga mencermati, untuk komoditas minyak dan batubara lebih disebabkan karena pasokan yang mengetat di tengah kenaikan permintaan. Sehingga jika dilihat dari tren harganya, kedua komoditas energi ini berada pada tren yang cenderung bullish.

Baca Juga: Harga Minyak Yang Terus Memanas Bisa Memantik Harga Komoditas Lain

Sementara untuk gas alam, trennya cenderung stabil. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan yang berkurang seiring dengan cuaca di negara konsumen utamanya yakni Eropa yang lebih hangat sehingga mengurangi penggunaan listrik.

"Namun di sisi pasokannya sendiri ada potensi terjadi penurunan, hal ini lah yang membuat pergerakan harganya lebih stabil," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/9).

Pekan ini akan terdapat pengumuman Fed Rate. Girta melihat, harga komoditas tersebut masih berpotensi meningkat jika Fed Rate kembali dinaikkan, terlebih sejauh ini sejumlah indikator ekonomi mengarah pada sinyal Fed akan menaikkan suku bunga.

"Dengan kenaikan suku bunga tentu sebagai produsen juga harus melakukan penyesuaian atas biaya-biaya produksinya, yang akan turut mempengaruhi harga penjualan ke retail, termasuk juga komoditas energi ini," sambungnya.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong justru melihat, pergerakan harga komoditas akan semakin rumit dengan tren inflasi AS yang tinggi. Ia menuturkan, inflasi disatu sisi bisa menyebabkan biaya tinggi, tetapi juga meredam permintaan.

"Namun dalam konteks inflasi AS, maka dolar AS akan semakin menguat maka saya melihat harga komoditas pada umumnya justru akan semakin tertekan," katanya.

Oleh sebab itu, Lukman berpendapat saat ini yang masih berpotensi untuk mengalami kenaikan harga dari minyak mentah dan gas alam.

Baca Juga: Hari Ini Menguat, Begini Proyeksi IHSG untuk Rabu (20/9)

Ia memprediksi harga minyak mentah hingga akhir tahun berpotensi ke US$ 95 - US$ 100/MMbl, sementara gas alam ke US$ 3/MMbtu.

Sementara ICDX memprediksi, dengan inflasi AS yang sedang tinggi dan kenaikan sejumlah komoditas tersebut, maka berpotensi memantik kenaikan sejumlah komoditas lainnya.

Dijelaskan, saat kondisi inflasi sedang tinggi maka komoditas lain yang juga turut meningkat antara lain komoditas keuangan yang meliputi forex, bond, deposito dan lainnya karena dari sisi bunga lebih menguntungkan. Selain itu juga komoditas safe haven yakni emas juga dapat terpantik.

Hingga akhir tahun, Girta memproyeksikan untuk harga gas alam berpotensi menyentuh level resistance di kisaran harga US$ 4 – US$ 4,5/MMbtu. Untuk harga batubara berpotensi menyentuh level resistance di kisaran harga US$ 180 – US$ 200/ton.

Untuk harga minyak mentah berpotensi menyentuh level resistance di kisaran harga US$ 100 – US$ 110 per barel. Namun, jika mendapat katalis negatif maka harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga US$ 70 – US$ 80 per barel.

"Sementara untuk emas, resistance di US$ 2.000 - US$ 2.025 per ons troi dan support di US$ 1.875 - US$ 1.850 per ons troi," tutup Girta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×