kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Memasuki tahun tikus logam, emiten properti menarik untuk dilirik


Selasa, 21 Januari 2020 / 18:59 WIB
Memasuki tahun tikus logam, emiten properti menarik untuk dilirik
ILUSTRASI. Pembangunan proyek properti di kawasan Tangerang Selatan, Banten.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

Akan tetapi, untuk emiten-emiten properti dengan proyek rumah tapak cenderung tidak terpengaruh karena waktu pengerjaannya yang relatif singkat. 

Adapun emiten-emiten properti seperti BSDE, CTRA dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) masih layak untuk dikoleksi. Menurut Wawan, emiten-emiten tersebut tidak akan begitu terpengaruh oleh ketentuan PSAK 72. 

"Lebih besar proyek mereka rumah tapak," katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (21/1). 
Sementara itu, emiten-emiten tersebut memiliki landbank di daerah luar Jakarta. Adapun Wawan menyarankan BSDE dengan target harga Rp 1.300, CTRA di harga Rp 1.150 hingga Rp 1.200, dan ASRI di harga Rp 300. 

Baca Juga: Targetkan 57 emiten baru, begini gambaran pipeline IPO yang masuk ke BEI

Untuk sektor tambang mineral, Wawan melihat masih ada prospek dari PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga Rp 4.000 di akhir tahun.

"Emiten-emiten nikel saya lihat ada potensi kenaikan pendapatan tahun ini. Kalau harga cenderung turun terus, tetapi kalau dirata-rata tetap lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," kata Wawan, Selasa (21/1). 

Hal ini juga didorong dengan emiten yang sudah bisa melakukan ekspor melalui smelternya. 

Akan tetapi, untuk saham emiten yang mengandalkan komoditi emas, Wawan belum bisa menyarankan. Sebab, di Indonesia emiten saham-saham tersebut masih terhitung kecil. 

Sementara itu, Alfred berpendapat kinerja emiten di sektor penambangan mineral belum ada yang menarik. Adapun untuk emiten nikel, menurut Alfred, belum bisa mengimplementasikan smelter-smelternya secara cepat. 

"Kalau bicara masalah mineral, emiten-emiten kita memang relatif terbatas. Kalaupun ada, ukurannya tidak besar," kata Alfred, Selasa (21/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×