kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat prospek saham emiten properti setelah BI pertahankan suku bunga 5%


Kamis, 23 Januari 2020 / 20:49 WIB
Melihat prospek saham emiten properti setelah BI pertahankan suku bunga 5%
ILUSTRASI. Perumahan?CitraRaya di Cikupa, Tangerang. Melihat prospek saham emiten properti setelah BI pertahankan suku bunga 5%.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7Day Repo Rate (BI7DRR) di kisaran 5%. Keputusan BI mempertahankan suku bunga ini akan berdampak pada pergerakan saham-saham emiten properti yang terdampak langsung.

Analis MNC Sekuritas M. Rudy Setiawan mengatakan, keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan tingkat suku bunga di level 5% tidak lepas dari belum adanya isu Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserves (The Fed) yang akan menurunkan atau menaikkan suku bunga.

Baca Juga: Bank Indonesia buka peluang menurunkan suku bunga tahun ini

Ditambah, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil meskipun stagnan. Namun, belum ada risiko atau urgensi yang dinilai dapat menghantam perekonomian domestik. Pengumuman suku bunga acuan BI juga sepertinya direspons positif oleh pasar. Terbukti, banyak saham properti yang mengalami kenaikan hari ini.

Saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) misalnya, naik 3,42% ke level Rp 1.210 per saham. Saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga naik 1,54% ke level Rp 990 per saham.

Ke depan, Rudy menilai penetapan suku bunga acuan ini akan berimbas positif kepada emiten properti khususnya untuk nilai bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Sebab, ia mengatakan saat ini, 70% kredit properti masih menggunakan skema KPR, sehingga ke depan marketing sales emiten properti dipercaya masih akan bertumbuh.

Selain itu, kebijakan pelonggaran Loan-to-Value (LTV) juga akan menjadi katalis positif bagi emiten properti.

Baca Juga: BI tahan suku bunga acuan 5%, ini emiten properti yang sahamnya naik

Mulai 2 Desember 2019, Bank Indonesia menerapkan pelonggaran atas rasio Loan-to-Value (LTV) atau Financing-to-Value (FTV) untuk pembiayaan properti sebesar 5% dan uang muka untuk kendaraan bermotor sebesar 5%-10%.

“LTV dan suku bunga memang menjadi katalis yang positif. Ditambah dengan tidak ada lagi faktor di luar makroekonomi yang akan menghambat penjualan properti, contohnya adalah Pemilu pada tahun 2019,” ujar Rudy kepada Kontan.co.id.

Dari sekian banyaknya saham emiten properti, Rudi menaruh pilihan pada saham BSDE dengan target harga Rp 1.500 per saham.

Di sisi lain, Presiden Direktur CSA Institute, Aria Santoso memperkirakan masih ada ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuannya bahkan dalam waktu dekat ini.

Dus, suku bunga yang rendah bakal menguntungkan emiten properti, sebab sektor properti mengharapkan adanya penurunan suku bunga untuk mempermudah kredit yang lebih atraktif bagi konsumen.

Baca Juga: Kembali menguat, rupiah pada kurs tengah BI capai Rp 13.626 per dolar AS

“Sentimen penurunan suku bunga lebih memberikan daya tarik untuk kredit perumahan,” terang Aria kepada Kontan.co.id, Kamis (23/1).

Untuk itu, ia menilai saham-saham emiten properti seperti PWON, BSDE,dan PPRO masih menarik untuk dikoleksi.

Sementara itu, Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika Hapsari merekomendasikan buy saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) di harga Rp 750 per saham. Sebab, Recurring Income PWON mengalami kenaikan 5,8% secara year-on-year yang didukung oleh proyek mixed use yang dimiliki perusahaan.

Baca Juga: BI pertahankan suku bunga acuan 5% pada Januari 2020

“Kami optimis mengenai kinerja PWON sehingga masih mampu membukukan pendapatan jangka panjang karena PWON masih mengembangkan beberapa proyek besar,” tulis Ajeng dalam riset (20/1).

Dengan mengestimasi proyek yang telah diresmikan atau sedang digarap, PWON dapat meningkatkan pendapatan pada 2020 dengan kisaran pertumbuhan 7%-10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×