Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sayangnya, Lingga enggan memberikan komentar terkait emiten-emiten baru yang berpotensi gabung di jajaran saham dengan kapitalisasi pasar jumbo pada tahun ini.
Dari jajaran saham big cap, Lingga menjagokan saham-saham dari sektor perbankan dan konsumer karena terbilang sektor yang defensive.
“Dengan pemulihan ekonomi diharapkan perbankan juga dapat memberikan kredit lebih masif, dan rendah restrukturisasi, kualitas asset semakin membaik,” ungkapnya.
Ia menambahkan sektor konsumer terdorong oleh indeks kepercayaan konsumen yang mulai mencapai kembali di atas level 100 pada Oktober 2021 (113,4) setelah menunjukkan pesimisme pada bulan Juli (80.2pt), Agustus (77,3), dan September (95,5).
Baca Juga: Saham Big Cap: IHSG Hijau, BBNI, TPIA, UNVR Naik 3 Hari, ARTO, ICBP Turun Terdalam
“Kami percaya bahwa indeks masih dapat membaik lebih lanjut seiring dengan optimisme yang lebih tinggi terhadap kondisi pemulihan ekonomi,” tambah Lingga.
Dari sektor perbankan, ia memilih saham BBNI karena menunjukkan perputaran pendapatan terbesar di sembilan bulan pertama tahun ini. Ia memberikan rekomendasi hold saham BBNI dengan target harga Rp 8.300.
BBRI juga menjadi pilihan Lingga, dimana BBRI menunjukkan peningkatan pendapatan secara kuartalan tertinggi di kuartal III-2021, didorong oleh penurunan biaya provisi secara signifikan. Ia memberikan rekomendasi hold saham BBRI dengan target harga Rp 5.050.
Dari sektor konsumer, Lingga memandang ICBP bisa dijadikan pilihan yang menarik karena memberikan pertumbuhan pendapatan 22,4% yoy selama paruh pertama tahun 2021, sebagian besar didukung oleh pertumbuhan penjualan yang signifikan di Timur Tengah dan Afrika. Ia menyarankan buy ICBP dengan target harga Rp 10.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News