Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
Lalu, dari BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun juga dapat melihat langsung kinerja dari masing-masing perusahaan tersebut sehingga mendapatkan gambaran riil atas kinerja perusahaan tersebut.
Reza menegaskan faktor kualitas dan kuantitas harus tumbuh beriringan. Selain itu, penambahan jumlah investor dengan tujuan meningkatkan investasi portofolio juga perlu ditingkatkan.
"Bukan investor yang memanfaatkan sistem di perusahaan sekuritas untuk mencari celah transaksi yang sebenarnya itu dilarang," ujarnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengamini kualitas dan kuantitas perusahaan yang terdaftar harus bisa maju bersamaan. Ketika bertambahnya investor baru atau pemula dengan kualitas yang baik, maka bisa meminimalisir fear.
"Sehingga menciptakan transaksi yang sehat di pasar modal," terang Azis kepada Kontan, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Daftar Emiten yang Bakal Tersengat Program Prabowo
Founder Stocknow.id Hendra Wardana menilai fokus bursa pada kualitas harus lebih diutamakan. Menurutnya, bursa yang hanya fokus pada peningkatan jumlah investor atau emiten tanpa memperhatikan kualitas akan rentan terhadap manipulasi pasar, seperti saham gorengan yang dapat merusak integritas pasar modal.
Hendra menilai bahwa regulasi yang lebih ketat perlu diterapkan untuk memastikan bahwa emiten-emiten tersebut layak diperdagangkan secara publik.
"Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan investor, terutama investor ritel yang sering kali menjadi korban dalam saham gorengan," tegas Hendra kepada Kontan,
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham bagi Barisan Emiten yang Bentuk Usaha Patungan (JV)
Maka dari itu, penting bagi bursa untuk memastikan bahwa setiap emiten yang terdaftar memiliki tata kelola yang baik dan transparan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News