kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Daftar Emiten yang Bakal Tersengat Program Prabowo


Selasa, 15 Oktober 2024 / 23:50 WIB
Daftar Emiten yang Bakal Tersengat Program Prabowo
ILUSTRASI. analis memberikan rekomendasi saham emiten yang bakal diuntungkan dengan program kabinet Prabowo


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sudah membeberkan sejumlah program yang akan dijalani pemerintahan mendatang. 

Berdasarkan perkembangan terakhir, pemerintahan Prabowo tampaknya akan mengutamakan program penguatan pada sumber daya manusia, seperti program makan bergizi gratis, cek kesehatan gratis dan program di bidang pendidikan. 

Selain itu, pemerintahan mendatang juga fokus terkait perumahan dengan program 3 juta rumah. Kemudian, Pemerintahan Prabowo juga tampaknya berada di era suku bunga rendah yang tentunya berdampak pada sejumlah sektor di Bursa.

Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengungkapkan sederet program pemerintahan mendatang, seperti insentif perumahan, makan bergizi gratis, program bidang pendidikan, dan akses kesehatan gratis diproyeksikan memberikan dampak positif bagi beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia. 

Baca Juga: Emiten Properti Bakal Menadah Berkah di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Hendra menyoroti emiten sektor kesehatan seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) berpotensi mendapat dorongan signifikan. 

Dengan adanya peningkatan akses layanan kesehatan, termasuk medical check-up gratis, permintaan akan layanan rumah sakit kemungkinan meningkat. 

"MIKA, SILO, dan HEAL dapat memperoleh manfaat dari peningkatan volume pasien, khususnya di daerah perkotaan dan wilayah dengan akses fasilitas kesehatan yang lebih besar," ujar Hendra kepada Kontan, Selasa (15/10).

Di sisi farmasi, PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) juga bisa terdampak positif, seiring dengan potensi peningkatan konsumsi obat-obatan dan produk kesehatan lainnya.

"Emiten kesehatan diperkirakan mengalami peningkatan pendapatan dari layanan kesehatan yang lebih banyak diakses masyarakat," terangnya.

Terkait Program perumahan, khususnya target pembangunan 3 juta rumah akan mendorong sektor properti dan perbankan. 

Menurutnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), sebagai bank yang memiliki fokus besar pada kredit perumahan akan menjadi salah satu yang paling diuntungkan. 

Baca Juga: Menilik Aliran Dana Asing Jelang Penentuan Arah Suku Bunga BI

Dengan stimulus tersebut, BBTN dapat melihat peningkatan permintaan kredit rumah bersubsidi yang memperkuat volume kreditnya dan berpotensi memperbaiki margin laba di tengah lingkungan suku bunga rendah.

"BBTN diproyeksikan mampu meningkatkan pangsa pasar dan memperluas penyaluran kreditnya yang dapat berkontribusi signifikan terhadap laba bersih," ujarnya.

Dirinya menegaskan dampak dari program-program ini terhadap kinerja emiten diperkirakan akan cukup besar, terutama pada sektor kesehatan dan perumahan. 

Tak hanya itu, program makan bergizi gratis juga tampaknya akan berdampak positif bagi kinerja emiten poultry, seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Dari perspektif pelaku pasar, program-program ini dipandang sebagai stimulus fiskal yang dapat mendorong konsumsi dan investasi yang pada akhirnya menggerakkan sektor-sektor terkait. 

Pasar akan mencermati implementasi dari program-program ini, khususnya terkait eksekusi program perumahan dan distribusi insentif kesehatan untuk menilai seberapa besar dampak riil yang akan dirasakan emiten-emiten tersebut.

Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat menerangkan sebagian program yang bakal dijalankan pemerintahan mendatang sudah berjalan sejak zaman Jokowi, seperti program hilirisasi dan perumahan. Namun hanya ada dua yang baru yakni makan bergizi gratis dan medical check up gratis. 

"Program makan bergizi ini masif, mungkin akan melibatkan swasta. Untuk kebutuhan protein, seperti ayam dan telur ya perusahaan poultry akan terdampak (positif)," ujar Teguh kepada Kontan, Selasa (15/10).

 

Sementara itu, untuk sektor kesehatan pada perusahaan BUMN, seperti PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) diprediksi akan terpapar sederet program kesehatan di pemerintahan mendatang.

Dirinya juga menyoroti program hilirisasi juga bakal berdampak pada emiten BUMN seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Selain itu, emiten swasta seperti Adaro Group (ADRO) juga bakal terpapar program hilirisasi mendatang.

"JPFA, ULTJ dan INCO kalau dilibatkan program pemerintah mendatang, maka kinerjanya akan makin bagus lagi," terangnya.

Ia merekomendasikan untuk mencermati saham JPFA, INCO dan ULJT dengan target harga Rp 2.200, Rp 5.000 dan Rp 2.500.

Hendra merekomendasikan buy saham untuk emiten yang diuntungkan oleh program-program ini yaitu, MIKA, SILO, TSPC dan HEAL dengan masing-masing target harga Rp 3.300, Rp 3.450, Rp 2.800, Rp 1.800 per saham. 

Sementara untuk BBTN, dengan proyeksi peningkatan permintaan kredit perumahan, maka target harga terdekat berada di level Rp 1.610 per saham.

Kemudian ia juga merekomendasikan untuk buy saham JPFA dengan target harga Rp 1.710 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×