kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melesat ke US$68.000, Bitcoin (BTC) Semakin Mendekati Level Harga Tertinggi


Selasa, 05 Maret 2024 / 12:38 WIB
Melesat ke US$68.000, Bitcoin (BTC) Semakin Mendekati Level Harga Tertinggi
ILUSTRASI. Bitcoin menutup bulan Februari lalu dengan kenaikan sebesar 43,55%.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Reli Bitcoin (BTC) berlanjut awal pekan ini, setelah menutup bulan Februari lalu dengan kenaikan sebesar 43,55% ke angka US$ 61.198. Ethereum (ETH) juga melesat sekitar 46,28% yang ditutup di harga US$ 3.341 sepanjang Februari.

Mengawali bulan Maret dan kurang dari 50 hari menuju Bitcoin halving pada April, harga Bitcoin dibuka di level US$ 61.168 pada perdagangan 1 Maret 2024 dan kini telah melesat melampaui US$ 68.000 pada perdagangan 5 Maret 2024.

Berdasarkan data Coinglass, Bitcoin cenderung ditutup positif setiap Maret yang secara rata-rata naik sekitar 12,83% sejak tahun 2013-2023. Performa Ethereum juga terbilang mengesankan  setiap bulan Maret dari periode 2016-2023 yang secara rata-rata melesat sekitar 22,74%. 

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengamati, Bitcoin pagi ini telah bergerak di level US$ 68.000, naik sekitar 7,11% dalam 24 terakhir pada Selasa (5/3) pukul 08.00 WIB. Harga Bitcoin saat ini hanya berjarak sekitar 1,5% dari harga tertinggi sepanjang masa (all time high) di level US$ 69.044 yang dicapai pada November 2021.

“Saat ini, dalam jangka pendek untuk mencetak harga tertinggi baru BTC perlu bertahan di atas US$ 65.700. Sementara, jika turun dari level tersebut maka potensi melemah ke support terdekat di US$ 64.000,”jelas Panji dalam siaran pers, Selasa (5/3).

Baca Juga: South Korea Authorities Discuss Prospects for Allowing Spot Bitcoin ETFs

Selain dari sisi harga, Panji melihat, penjualan Bitcoin non fungible token (NFT) baru saja melampaui Ethereum selama tujuh hari terakhir menyusul lonjakan tiba-tiba koleksi NFT berbasis Bitcoin Ordinals. Penjualan Bitcoin NFT meroket 80% dari minggu ke minggu menjadi US$168,5 juta. Sedangkan NFT berbasis Ethereum menghasilkan US$162 juta dalam penjualan, menurut data CryptoSlam. 

Sementara, Ethereum (ETH) juga mengalami kenaikan dalam periode yang sama sekitar 4,06% dan bertengger di US$3.619. Adapun total kapitalisasi pasar Aset Kripto berada di level US$2,445 triliun yang terakhir kali dicapai pada Desember 2021, naik sebesar 6,75% dalam 24 jam terakhir.

Panji menilai, kenaikan Ethereum tampaknya berpotensi berlanjut berkat adanya peningkatan jaringan yaitu Dencun Upgrade yang akan berlangsung pada 13 Maret 2024. Selain itu, jika BTC berhasil mencetak harga tertinggi baru pekan ini dan diiringi terjadi penurunan dalam dominasi Bitcoin (BTC.D), maka sinyal pertanda altseason yang akan semakin dekat serta diikuti dengan minat investor mulai semakin condong ke pasar altcoin.

Baca Juga: Harga Emas Melonjak Karena Meningkatnya Taruhan Penurunan Suku Bunga

Saat ini kurang dari 10 hari menuju Ethereum Dencun Upgrade. Selain $ETH, upgrade tersebut juga potensi memberi dampak positif ke sektor Layer-2, seperti $ARB $OP $MATIC $MANTA $METIS $LRC $IMX $STRK $LRC. 

Selain itu, Panji turut melihat bahwa Memecoin mendominasi kenaikan dalam periode tujuh hari terakhir yang melanjutkan reli di pekan sebelumnya. Hampir semua Memecoin di aplikasi Ajaib Kripto mengalami kenaikan seperti; Shiba Inu (SHIB) meroket 321%, Pepe (PEPE) melesat 307%, Floki (FLOKI) menguat 240%, Bonk (BONK) melonjak 185% dan Dogecoin yang saat ini masih menjadi memecoin dengan kapitalisasi pasar terbesar juga ikut menguat 116%.

Market kripto dalam momentum bullish dengan potensi Bitcoin untuk mencetak harga tertingginya dalam waktu dekat. Namun, Investor dan trader kripto harus waspada terhadap pembalikan tren dan memanfaatkan diversifikasi ke altcoin dengan narasi kuat dan prospek teknologi blockchain menjanjikan. Trader sangat dianjurkan gunakan stop-loss dan take profit order untuk mengunci keuntungan dan  membatasi kerugian jika terjadi pembalikan tren,”  tutup Panji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×