Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dalam prospektus perusahaan dijelaskan, PNGO berencana mengalokasikan sebanyak 0,05% dari saham ditawarkan atau setara 80.000 saham untuk program alokasi karyawan (Employee Stock Allocation).
Selain itu, dana hasil IPO akan dimanfaatkan untuk modal kerja seperti pembelian pupuk, pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dan pembelian bahan Olahan Karet (Bokar) yang berasal dari masyarakat. Serta pembayaran kontraktor untuk biaya sewa alat berat dan konstruksi.
“Adanya dana hasil IPO ini juga akan memperkuat struktur permodalan perseroan untuk merealisasikan rencana strategis ke depannya guna meningkatkan kinerja perseroan," jelas Direktur Utama PNGO Bambang Palgoenadi dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id, Senin (31/8).
Baca Juga: Tawarkan harga IPO Rp 250, Pinago Utama (PNGO) akan meraup dana Rp 39 miliar
Dalam melaksanakan IPO, PNGO menggandeng PT Panin Sekuritas Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Proses penawaran umumnya dilakukan pada tanggal 18,19, dan 24 Agustus 2020 yang lalu. Adapun dalam proses penawaran umum tersebut terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed mencapai dua kali.
Sekadar informasi, perusahaan yang berdiri sejak tahun 1979 itu mengelola total 17.656 hektar (ha) lahan. Rinciannya, perkebunan kelapa sawit seluas 13.969 ha dan hektar perkebunan karet seluas 3.960 ha. Sekitar 81% dari perkebunan sawit dan 77% dari perkebunan karet itu merupakan area tanaman menghasilkan.
PNGO bisa membukukan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebanyak 158.587 ton dari kebun inti dan kebun plasma atau meningkat sebesar 20% rata-rata tahunan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Sementara untuk hasil karet kering berupa lateks dan lump sebesar 3.658 ton, menurun sebesar 10% rata-rata tahunan.