Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badai yang merontokkan bursa kini sudah berubah menjadi angin sejuk yang laju mendorong kenaikan harga saham. Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan di (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) melompat 6,44% menjadi 1.555,967. Ini seiring dengan kenaikan di beberapa bursa utama Asia.
Motor kenaikan harga di Jakarta adalah saham-saham perusahaan milik negara (BUMN). Persoalannya, harga saham 16 perusahaan plat merah itu tak bisa naik lebih tinggi dari 10% lantaran otoritas BEI masih memasang mekanisme auto rejection. Jika harga naik atau turun lebih dari 10%, sistem perdagangan langsung menolaknya.
Peluang kenaikan harga yang lebih tinggi lagi membuat Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil sudah meminta otoritas bursa menaikkan batas auto rejection lebih dari 10%. "Seharusnya kenaikan harga saham BUMN bisa lebih tinggi," katanya di Jakarta, kemarin. Dia memberi ancar-ancar batas auto rejection untuk kenaikan harga bisa antara 15% hingga 20%. Sedangkan batas bawah auto rejection tetap 10%. "Supaya orang tidak panik jual. Kalau panik beli biarkan saja," ujar Sofyan.
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Ahmad Fuad Rahmany berjanji akan mempertimbangkan permintaan itu. Namun, dia menyerahkan keputusannya kepada BEI. "Menurut saya pribadi, 15% juga sudah baik kok," imbuhnya.
Di tempat terpisah, Direktur Perdagangan BEI M.S. Sembiring mengatakan, BEI baru mengkaji masalah tersebut hari ini. "Pagi kami review, baru kemudian kami putuskan apakah tetap atau berubah," katanya.
Sedangkan Kepala Riset Recapital Securities Poltak Hotradero malah berharap BEI mempertahankan batas auto rejection 10% hingga kondisi pasar stabil. "Sampai sebulan lagi, karena kalau drop lebih susah untuk balik lagi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News