Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisa dibilang, kinerja PT Hero Supermarket Tbk (HERO) masih berada pada jalur positif. Namun, hal ini bukan berarti menjadi sentimen positif untuk mengoleksi saham emiten retailer barang-barang kebutuhan konsumsi ini.
"Kami berikan rating reduce atas saham HERO, target harga Rp 2.200," tandas Maxi Liesyaputra, analis Bahana Securities dalam risetnya, (26/2). Ada beberapa hal yang mendasari rekomendasi itu.
Pertama, kinerja HERO bisa terselamatkan karena adanya penjualan aset di kawasan Gatot Subroto. Penjualan ini membuat manajemen meraup duit segar sekitar Rp 350 miliar dan dimasukan ke dalam pos operating profit perusahaan.
Sayangnya, perolehan tersebut masih dibawah prediksi Maxi sebelumnya. HERO hanya mencatat kenaikan operating profit sebesar 3,5%. "Perolehan operating profit ini masih 7% dibawah estimasi kami," imbuh Maxi.
Kedua, soal kinerja HERO yang mampu mencatat pertumbuhan pendapatan 11,3% menjadi Rp 11,9 triliun sepanjang tahun lalu. Meski tetap double digit, tapi pertumbuhan pendapatan tersebut masih 10% dibawah estimasi Bahana Securities seblumnya.
Belum lagi HERO terpapar kenaikan harga barang dengan kenaikan upah minimim. Semakin ke sini, persaingan di sektor ini juga semakin ketat dengan keberadaan Carrefour dan Hypermart yang berani memberikan harga produk yang lebih murah.
Belum tentu juga kedepannya apakah konsumen mampu menyerap produk-produk yang dijual seiring dengan adanya inflasi dan yang pada akhirnya juga membuat harga barang konsumsi meningkat.
"Dengan level harga tersebut, saham HERO mencerminkan price earning ratio 25,2 kali,". Informasi saja, pada sesi I tadi, saham HERO ditutp melemah 50 poin ke level Rp 2.730 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News