kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah, baht, ringgit, dollar Singapura bertekuk lutut terhadap dollar AS


Senin, 02 Desember 2019 / 14:14 WIB
Rupiah, baht, ringgit, dollar Singapura bertekuk lutut terhadap dollar AS
ILUSTRASI. Petugas menata uang Dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Mayoritas mata uang Asia  tak bertenaga menghadapi dollar AS pada transaksi Senin (2/12). Kembalinya ketidakpastian di market terkait kesepakatan dagang fase satu AS-China menghapus sentimen positif yang berasal dari data ekonomi China.

Alhasil, pelaku pasar sangat berhati-hati melangkah. Apalagi dengan semakin dekatnya batas waktu penerapan tarif sebesar 15% terhadap produk China oleh AS yang tinggal dua pekan lagi. Sementara, Beijing bersikeras menuntut untuk penghapusan tarif sebagai bagian dari kesepakatan dagang.

Baca Juga: Fundamental Kuat, Asing Masih Betah Pegang Surat Utang Negara (SUN)

Data ekonomi China yang dirilis pekan ini menunjukkan kembalinya pertumbuhan aktivitas manufaktur China yang di luar dugaan. Kenaikan ini merupakan yang pertama dalam tujuh bulan terakhir, seiring naiknya tingkat permintaan domestik akibat dari kebijakan stimulus Beijing untuk mendongkrak pertumbuhan.

"Saya rasa perkembangan mengenai kesepakatan dagang fase satu menjadi hal yang sangat diperhatikan pasar saat ini. Pulihnya angka PMI China disambut baik...namun hal itu tidak mengubah fakta bahwa pertumbuhan ekonomi China akan terkena dampak perang dagang yang tengah berlangsung," jelas Khoon Goh, head of Asia research ANZ Banking Group (Singapura) kepada Reuters.

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Tertekan Karena Efek Perang Dagang

Bagaimana pergerakan mata uang Asia siang ini?

  • Won Korea Selatan sempat menguat sebesar 0,3% sebelum akhirnya bergerak flat. Tingkat ekspor bulan November Korsel anjlok untuk 12 bulan berturut-turut.
  • Yuan China menguat tipis setelah gubernur bank sentral bilang bahwa China  tidak akan menggunakan daya saing devaluasi yuan dan berniat untuk menahan yuan agar stabil secara luas.
  • Ringgit Malaysia dan dollar Singapura masing-masing melemah 0,1%.
  • Baht Thailand melemah masing-masing sebesar 0,1%.

Indeks harga konsumen Thailand mengalami kenaikan 0,21% pada November. Namun, masih di bawah target bank sentral Thailand di level 1%-4%.

Baca Juga: Kurs Rupiah Diprediksi Melemah Terbatas Hingga Akhir tahun

  • Rupiah Indonesia melemah 0,2%.

Tingkat inflasi tahunan Indonesia melambat untuk tiga bulan secara berturut-turut. Ini merupakan yang terendah sejak April.

  • Rupe India tak banyak mengalami perubahan di level 71,71 per dollar AS.

Data yang dirilis pada Jumat pekan lalu menunjukkan pertumbuhan ekonomi tahunan India melambat ke level terendah sejak 2013 pada kuartal Juli-September. Hal ini menekan Perdana Menteri Narendra Modi untuk mempercepat reformasi.

Baca Juga: Intervensi Trump di Hong Kong picu melemahnya nilai tukar rupiah ke dolar AS pagi ini

Saat ini, market tengah menanti hasil pertemuan Reserve Bank of India pada pekan ini, di mana para ekonom memprediksi bakal ada pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×