kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah, baht, ringgit, dollar Singapura bertekuk lutut terhadap dollar AS


Senin, 02 Desember 2019 / 14:14 WIB
Rupiah, baht, ringgit, dollar Singapura bertekuk lutut terhadap dollar AS
ILUSTRASI. Petugas menata uang Dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Mayoritas mata uang Asia  tak bertenaga menghadapi dollar AS pada transaksi Senin (2/12). Kembalinya ketidakpastian di market terkait kesepakatan dagang fase satu AS-China menghapus sentimen positif yang berasal dari data ekonomi China.

Alhasil, pelaku pasar sangat berhati-hati melangkah. Apalagi dengan semakin dekatnya batas waktu penerapan tarif sebesar 15% terhadap produk China oleh AS yang tinggal dua pekan lagi. Sementara, Beijing bersikeras menuntut untuk penghapusan tarif sebagai bagian dari kesepakatan dagang.

Baca Juga: Fundamental Kuat, Asing Masih Betah Pegang Surat Utang Negara (SUN)

Data ekonomi China yang dirilis pekan ini menunjukkan kembalinya pertumbuhan aktivitas manufaktur China yang di luar dugaan. Kenaikan ini merupakan yang pertama dalam tujuh bulan terakhir, seiring naiknya tingkat permintaan domestik akibat dari kebijakan stimulus Beijing untuk mendongkrak pertumbuhan.

"Saya rasa perkembangan mengenai kesepakatan dagang fase satu menjadi hal yang sangat diperhatikan pasar saat ini. Pulihnya angka PMI China disambut baik...namun hal itu tidak mengubah fakta bahwa pertumbuhan ekonomi China akan terkena dampak perang dagang yang tengah berlangsung," jelas Khoon Goh, head of Asia research ANZ Banking Group (Singapura) kepada Reuters.

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Tertekan Karena Efek Perang Dagang

Bagaimana pergerakan mata uang Asia siang ini?

  • Won Korea Selatan sempat menguat sebesar 0,3% sebelum akhirnya bergerak flat. Tingkat ekspor bulan November Korsel anjlok untuk 12 bulan berturut-turut.
  • Yuan China menguat tipis setelah gubernur bank sentral bilang bahwa China  tidak akan menggunakan daya saing devaluasi yuan dan berniat untuk menahan yuan agar stabil secara luas.




TERBARU

[X]
×