Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto
PT Vale Indonesia (INCO)
Produksi nikel INCO diperkirakan akan menurun tahun ini seiring adanya proyek pembangunan ulang tungku (rebuild furnace) 4 yang diagendakan tahun ini.
Maryoki memproyeksikan, dengan berasumsi adanya rebuild furnace, produksi INCO tahun ini akan berada di rentang 65.000 ton– 68.000 ton. Proyeksi ini juga dengan menimbang faktor fenomena La Nina. Sebagai perbandingan, INCO memproduksi 72.237 ton nikel dalam matte sepanjang 2020 atau naik 2% secara tahunan.
Baca Juga: IHSG dibuka naik, berikut rekomendasi beli NH Korindo Sekuritas untuk Rabu (10/2)
Secara umum, Maryoki memproyeksi kinerja INCO tahun ini akan relatif pulih dan tumbuh dibanding tahun 2020 dengan asumsi adanya pemulihan ekonomi, kampanye green energy dari rezim Joe Biden yang bisa memicu pertumbuhan kendaraan listrik, dan lancarnya proses vaksinasi.
Di sisi lain, INCO juga memiliki kontrak jangka panjang yang mana semua produknya akan dikirim ke Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining atau holding dari INCO sendiri.
“Jadi penjualan INCO akan aman dengan kontrak jangka panjang tersebut,” sambung dia. Maryoki merekomendasikan jual (sell) saham INCO dengan target harga Rp 4.530.
Selanjutnya: Siap-siap, BRIS, BBRI, MAYA, SAME akan right issue, ini prospek saham menurut analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News