kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masuk Kuartal III-2022, Berikut Sektor dan Saham yang Menarik Dilirik


Kamis, 30 Juni 2022 / 20:47 WIB
Masuk Kuartal III-2022, Berikut Sektor dan Saham yang Menarik Dilirik
ILUSTRASI. Sektor dan saham yang menarik di koleksi di awal kuartal III-2022


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham berfluktuasi di akhir semester pertama 2022. Kondisi ini tampak dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melandai dalam tiga bulan terakhir.

IHSG bahkan memerah empat hari beruntun di pekan terakhir bulan Juni ini, dan ditutup pada posisi 6.911,58. Sedangkan dari sisi pergerakan saham, pada periode kuartal I dan kuartal II ada rotasi sektoral meski relatif terbatas.

Sebagai gambaran, di jajaran indeks Kompas100 sektor komoditas tambang dan energi mendominasi 10 saham dengan performa terbaik pada kuartal I-2022. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) memimpin dengan kenaikan 129,25%, menyusul PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang melesat 51,52%.

Posisi berikutnya ada PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Pada periode kuartal II-2022, kinerja emiten komoditas tambang dan energi masih mentereng, dengan sektor consumer non-cyclicals yang merangsek naik. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjadi jawara dengan kenaikan 38,89%, disusul PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang meningkat 36,46%.

Berikutnya, ada AMRT, PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Medikalola Hermina (HEAL), dan ITMG.

Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan IHSG Untuk Akhir Pekan Ini (1/7)

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus mengatakan, pergerakan tersebut tak lepas dari efek global lonjakan harga komoditas. Sedangkan dari dalam negeri, pengendalian pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi menjadi hal yang krusial.

Oleh sebab itu, saham emiten industri dan transportasi juga mengalami pergerakan yang positif. "Kuartal I, saham komoditas bergerak naik di tengah harga batubara yang terkerek. Kuartal II, sudah mulai beralih ke sektor konsumer seiring pemulihan ekonomi dan terkendalinya Covid-19," kata Daniel kepada Kontan.co.id, Kamis (30/6).

Memasuki periode kuartal III-2022, Daniel memperkirakan ada sedikit rotasi sektoral. Sektor konstruksi ditaksir akan bangkit setelah menyusun penguatan pada akhir kuartal II-2022. Sementara itu, sektor konsumer diproyeksi masih akan melanjutkan pertumbuhan.

Senada, Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra memprediksi sektor konstruksi akan menarik untuk dilirik pada kuartal III-2022. Maxi menyebut, kinerja emiten konstruksi terutama BUMN Karya biasanya baru akan terangkat pada semester kedua.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Masih Tertatih pada Awal Juli, Saham-saham Ini Bisa Dicermati

Di samping perolehan kontrak baru, saat ini emiten konstruksi BUMN juga mendapatkan angin segar dari proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Sekalipun belum ada kontrak resmi yang diperoleh, namun kebijakan pemerintah ini telah menjadi katalis positif.

Kemudian, sektor properti juga bisa dicermati. Di tengah kebijakan suku bunga rendah yang masih bertahan, pertumbuhan pasar properti juga bisa subur seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi. "Marketing sales emiten properti juga telah menunjukkan peningkatan," kata Maxi.

Selanjutnya, Maxi memprediksi sektor komoditas tambang dan industri pendukungnya belum akan kehilangan pesona. Grup Astra yang memiliki portofolio kuat di bisnis ini bisa dilirik, terutama untuk PT United Tractors Tbk (UNTR).

Masih menurut Maxi, sektor perbankan terutama di BUKU IV, masih punya prospek cerah. Seperti pada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

 

Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menjagokan sektor barang konsumsi primer, komoditas, komunikasi, dan perbankan. Saham pilihan yang bisa diperhatikan adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Japfa Confeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PTBA, dan INCO.

"Untuk kuartal ketiga, saham-saham large cap dan defensive bisa dicermati. Sedangkan komoditas masih akan tetap bergerak sesuai gejolak geopolitik," ujarnya.

Sedangkan Daniel memberikan catatan, untuk saham yang sudah naik tinggi, lebih baik menunggu adanya koreksi harga terlebih dulu. Pada kuartal III, investor bisa melirik saham konstruksi dan pendukungnya.

Rekomendasi Daniel, Buy on Weakness (BoW) saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dengan target di Rp 1.180. Kemudian BoW PT PP (Persero) Tbk (PTPP) untuk target Rp 1.120, serta BoW PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) untuk target Rp 8.500.

Proyeksi Pasar

Dari sisi pergerakan pasar saham, Daniel mengingatkan agar investor mengantisipasi pelemahan pada Q3 yang berpeluang terjadi akibat sentimen global. Potensi kenaikan Fed Rate di bulan Juli dan ancaman resesi Amerika Serikat bisa memberikan dampak.

Baca Juga: Berbalik Melemah, IHSG Ditutup Turun 0,44% ke 6.911,58 di Akhir Perdagangan Hari Ini

Sementara itu, Agus memprediksi IHSG akan bergerak di rentang 6.900-7.200 pada Q3. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global masih menjadi ancaman. Dari dalam negeri, Bank Indonesia disinyalir mulai menaikkan tingkat suku bunga pada kuartal III-2022.

Sentimen positif yang bisa mendorong IHSG akan datang dari pertumbuhan kinerja emiten. Agus memperkirakan IHSG akan berada di rentang 7.200 sampai 7.500 hingga akhir tahun nanti.

Sedangkan Maxi memprediksi IHSG akan berada pada kisaran 7.300 - 7.600 sampai akhir tahun 2022. Kinerja emiten yang tumbuh positif dan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil menjadi katalis positif bagi pasar Indonesia.

"Inflasi juga masih terjaga, rupiah pun masih relatif stabil. Makro kita masih cukup aman," tutup Maxi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×