kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.053   69,44   0,99%
  • KOMPAS100 1.055   14,32   1,38%
  • LQ45 829   11,91   1,46%
  • ISSI 214   1,24   0,58%
  • IDX30 423   6,73   1,62%
  • IDXHIDIV20 510   7,74   1,54%
  • IDX80 120   1,64   1,38%
  • IDXV30 125   0,95   0,76%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

Masuk Indeks LQ45, Saham Mitra Pack (PTMP) Jadi Kontroversi


Jumat, 26 Januari 2024 / 20:02 WIB
Masuk Indeks LQ45, Saham Mitra Pack (PTMP) Jadi Kontroversi
ILUSTRASI. Aneka mesin pengemasan yang ditawarkan PT Mitra Pack Tbk (PTMP) saat pameran AllPack Indonesia & AllPrint Indonesia di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (13/10/2023).


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang susunan indeks LQ45. Namun berbeda dari rebalancing sebelum-sebelumnya, hasil penilaian BEI kali cukup menggemparkan pelaku pasar. 

Dalam evaluasi mayor kali ini, ada nama PT Mitra Pack Tbk (PTMP) yang masuk dalam indeks paling likuid di bursa. Pasalnya, kapitalisasi pasar dan nilai transaksinya pun tak begitu spesial. 

Dalam setahun terakhir dari 25 Januari 2023–25 Januari 2024 total nilai perdagangan saham PTMP hanya Rp 2,2 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan total sekitar 12,70 miliar saham. 

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menjelaskan dalam penilaian, semua indeks telah memiliki kriteria dan parameter yang ditentukan sebelumnya. 

Baca Juga: Jadi Penghuni Indeks LQ45, Begini Profil Pemilik dan Kondisi Keuangan PTMP

Secara singkat, Jeffrey menjelaskan data-data transaksi saham dimasukkan ke dalam sistem penyaringan sampai keluar hasilnya sesuai dengan parameter dan kriteria yang ditentukan. 

Namun ia enggan untuk membeberkan metodologi dalam rebalancing indeks.  Menurutnya hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan dari pihak-pihak tertentu. 

"Terus terang dari bursa tidak akan bisa buka secara penuh, supaya tidak ada pihak yang melakukan upaya tertentu untuk bisa mengikuti rumus perhitungannya," kata Jeffrey, Jumat (26/1). 

Dari sisi kuantitatif, tidak hanya sebatas soal likuiditas tetapi frekuensi, volume dan parameter lainnya seperti rasio fundamental. Selain itu, BEI juga mempertimbangkan status UMA. 

"Saham-saham yang masuk dalam indeks IDX30, LQ45, IDX80 dan indeks lainnya yang diumumkan oleh BEI sudah sesuai dengan prosedur yang ada," tegas dia. 

Investment Consultant Reliance Sekuritas Reza Priyambada telah memproyeksikan ada beberapa nama saham yang akan masuk ke indeks LQ45. Termasuk PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). 

Selain itu, Reza juga memproyeksikan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) berpotensi masuk ke indeks LQ45. 

"Cuma ada satu saham yang saya masih bingung bisa masuk, PTMP. Memangnya tingkat likuiditasnya setinggi itu ya," ucapnya. 

 

Baca Juga: 4 Saham Geser, Catat Daftar Saham LQ45 Terbaru Periode Februari-Juli 2024

Sebenarnya nama AMDR telah telah lama digadang-gadang untuk masuk ke indeks LQ45 sejak rebalancing mayor tahun lalu. Namun entitas Grup Adaro ini masih gagal untuk masuk ke indeks paling bergengsi di BEI. 

Jika dicermati nilai transaksi ADMR masih lebih tinggi ketimbang PTMP. Pada periode yang sama, total nilai perdagangan AMDR mencapai Rp 13,7 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sekitar 11,33 miliar saham.

Bobot Terlalu Mini

Jika dibandingkan dengan pendatang baru lainnya, bobot PTMP terhadap indeks sangat kecil. Bahkan menjadi yang terkecil di LQ45. Adapun Bobot PTMP hanya sebesar 0,01%. 

Direktur Infovesta Utama Parto Kawito menilai manajer investasi sebaiknya tidak perlu membeli PTMP dalam rebalancing portofolio karena bobotnya terlalu kecil sehingga bisa diabaikan.  

"Menurut peraturan harus minimal 80% dari NAB dibelikan indeks yang ingin ditiru sehingga 20% lainnya boleh berbeda. Jadi kalau hanya 0,01% masih jauh," kata dia.

Alih-alih memusingkan PTMP, investor masih bisa mencermati ketiga saham pendatang baru lainnya di indeks LQ45, yakni MTEL, PGEO dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan ketiga saham itu masih sangat layak untuk dicermati. 

"Selain memang secara sektor masih menarik, secara prospek bisnis juga cukup positif di tahun ini. Apalagi fundamentalnya tergolong baik," jelas Nico. 

Bahkan saham yang ditendang dari indeks LQ45 pun juga masih bisa dicermati. Adapun PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) harus rela keluar. 

Di antara empat saham yang terdepak, Pilarmas Investindo Sekuritas masih menyukai TBIG dan INDY karena masih memiliki fundamental yang baik ditopang oleh sektornya yang juga yang cukup positif di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×