Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melaju walau ada sentimen segera berakhirnya penutupan pemerintahan atau government shutdown Amerika Serikat (AS) dan pelemahan rupiah yang terus berlanjut.
Meskipun logika pasar global mengindikasikan arus dana berisiko akan kembali ke AS setelah shutdown pemerintahan AS berakhir, nyatanya IHSG justru tetap bergerak positif.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, pasar merespons positif berakhirnya shutdown pemerintahan AS dan meredanya ketegangan perang tarif antara AS dan Tiongkok.
“Berakhirnya shutdown memberi sinyal stabilitas fiskal di AS, sehingga menambah keyakinan pelaku pasar global. Namun, pelaku pasar dalam negeri juga menilai stabilitas domestik tetap terjaga, terutama setelah RUU Redenominasi Rupiah masuk prolegnas,” ujar Nafan dalam riset, Rabu (12/11/2025).
Baca Juga: IHSG Diproyeksi dalam Tren Bullish, Cek Saham Rekomendasi Analis, Kamis (13/11)
Secara teknikal, Nafan menilai, IHSG masih berada dalam tren uptrend setelah melewati fase bullish consolidation. Indikator Stochastics K_D dan RSI menunjukkan sinyal positif, sedangkan moving average (MA) 20 dan 60 masih dalam positive crossover dengan volume transaksi yang menguat.
“Strateginya adalah accumulate selected stocks with solid prospects, terapkan buy on dip strategy, dan realisasikan profit jika diperlukan,” katanya.
Nafan memperkirakan level support IHSG berada di 8.355 dan 8.310, sementara resistance di 8.448 dan 8.506.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, pergerakan IHSG yang masih bertahan di tengah pelemahan rupiah merupakan fenomena anomali. “Satu minggu terakhir dan satu bulan terakhir, investor asing masih mencatat net buy. Baru hari ini mulai net sell, itu pun kecil,” jelasnya.
Menurut Budi, kekuatan pasar domestik menjadi penopang utama IHSG. “Para konglomerat yang menjaga harga saham-sahamnya, masuknya old money, serta semakin banyaknya investor ritel di bursa saham membuat IHSG masih bertahan,” katanya.
Ke depan, arah IHSG akan sangat bergantung pada seberapa besar investor asing bertahan dan bagaimana komitmen para konglomerat serta dana domestik menjaga stabilitas pasar. “Indeks kita bergerak positif saat rupiah melemah dan fundamental tidak begitu kuat, sejatinya jarang terjadi, ini anomali,” ujar Budi.
Baca Juga: IHSG Rebound, Cermati Rekomendasi Teknikal Saham PTRO, MBMA, dan SMGR, Kamis (13/11)
Selanjutnya: Asosiasi Tambang Batubara Ungkap Revisi Kuota DMO Belum Perlu, Ini Alasannya
Menarik Dibaca: Hasil Kumamoto Masters 2025, Empat Wakil Indonesia Menembus Babak 16 Besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













