Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren positif pergerakan harga emas batangan diperkirakan masih bertahan hingga kuartal II 2018. Sejumlah analis menyarankan investor yang sudah mengoleksi emas, sebaiknya bertahan tidak menjualnya. Harga emas diyakini masih akan menanjak.
“Pertemuan Presiden Trump dan Kim Jong Un masih bisa memicu kenaikan emas spot,” ujarnya Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan.co.id, Jumat (6/4). Hal ini bakal diikuti dengan kenaikan emas batangan di dalam negeri.
Menurutnya, investor sebaiknya menahan kepemilikannya. Walaupun pada Juni ada kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan suku bunga, tetapi penguatan harga emas masih terbuka lebar. Ketegangan geopolitik diyakini tetap mampu menjaga harga di tengah kenaikan suku bunga.
Sedangkan untuk yang belum mengoleksi emas, kata Deddy, investor masih bisa mengambil posisi. Harga emas diyakini masih mampu naik. “Dalam lima tahun terakhir, baru kali ini Goldman Sach menyarankan beli emas,” imbuhnya.
Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures juga melihat sekarang adalah saat yang tepat bagi investor untuk membeli emas. Ke depannya, bullion diproyeksikan bisa lebih tinggi lagi. “Kalau yang sudah punya ditahan dulu,” sarannya.
Mengutip situs www.logammulia.com, selama kuartal I 2018, harga jual emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (emas Antam) pecahan 1 gram naik 2,37% atau sekitar Rp 15.000 menjadi Rp 651.000. Akhir tahun lalu, harganya masih bertengger pada level Rp 632.000 per gram.
Kenaikan juga terjadi pada harga beli kembali alias buyback . Selama tiga bulan pertama di tahun ini harganya naik 2,49% atau sekitar Rp 14.000. Pada 30 Desember lalu, harga jual kembali emas Antam masih berada di level Rp 563.000 per gram, tetapi di penghujung Maret sudah naik menjadi Rp 582.000 per gram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News