Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menunjukkan kinerja cukup moncer sepanjang kuartal pertama 2018. Bahkan, kinerjanya jauh lebih tinggi dibandingkan emas di pasar spot. Pelemahan rupiah telah mendorong permintaan emas batangan sebagai aset lindung nilai.
Mengutip situs www.logammulia.com, selama kuartal I 2018, harga jual emas Antam pecahan 1 gram naik 2,37% atau sekitar Rp 15.000 menjadi Rp 651.000. Akhir tahun lalu, harganya masih bertengger pada level Rp 632.000 per gram.
Kenaikan juga terjadi pada harga beli kembali alias buyback . Selama tiga bulan pertama di tahun ini harganya naik 2,49% atau sekitar Rp 14.000. Pada 30 Desember lalu, harga jual kembali masih berada di level Rp 563.000 per gram, tetapi di penghujung Maret sudah naik menjadi Rp 582.000 per gram.
Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures menilai, penguatan harga emas batangan ini salah satunya karena pelemahan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Sebagai salah satu aset berisiko, mata uang Garuda banyak ditinggalkan dan investor lebih beralih memburu emas batangan.
Jika ditengok selama kuartal I 2018, valuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sudah tertekan 1,54% yaitu dari Rp 13.557 per dollar AS menjadi Rp 13.766 per dollar AS.
“Katalis positif juga datang dari ekspor emas Antam ke Jepang,” ungkapnya.
Selain meluncurkan produk emas berbentuk hello kitty di negeri matahari terbit, perusahaan pelat merah juga kini juga telah mulai memasarkan produk emas batangan dengan berat 1 kilogram. Antam menjalin kerja sama dengan perusahaan Jepang MKK. Dalam setahun diharapkan nilai kerja sama ini bisa mencapai 2.400 kg.
Walaupun kenaikan harga emas spot jauh lebih rendah dari emas batangan, tetapi, Deddy melihat selama harga global masih berada di atas level US$ 1.300 per ons troi, ini tetap menjadi katalis positif. Apalagi sepanjang kuartal I 2018, banyak situasi ketidakpastian yang menopang penguatan harga.
“Permintaan China cukup tinggi di kuartal I. Bahkan peningkatan permintaan sebagai perhiasan menyumbang separuh dari permintaan emas global,” paparnya.
Hal serupa juga diungkapkan Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures. Ia melihat kejatuhan rupiah cukup berpengaruh besar terhadap harga emas batangan. Meski sebenarnya secara fundamental ekonomi Indonesia masih cukup positif, tetapi kenyataannya pelaku pasar tetap memburu emas sebagai aset lindung nilai.
Meski begitu, menurutnya kenaikan harga emas batangan ini juga tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pergerakan emas di pasar spot. Kata Faisyal, bullion berhasil mencatatkan kenaikan cukup signifikan karena ketegangan yang terjadi di beberapa kawasan seperti antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara, kekhawatiran perang dagang AS dan China hingga ketegangan Arab Saudi dan Iran.
“Harga emas batangan juga mengikuti pasar spot,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News