Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Siapa bilang produk pasar modal berbasis syariah tidak moncer. Pada dasarnya, produk ini perlahan tapi pasti terus mengalami pertumbuhan. Bahkan, dalam sepuluh tahun terakhir pertumbuhan Asset Under Management (AUM) industri produk reksadana syariah sudah tumbuh 81%.
Nah, jika melihat periode saat ini, hampir semua indeks yang ada di dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang ada di posisi negatif. Lihat indeks JCI dan LQ45 yang masing-masing pertumbuhannya sebesar -5% dan -8%.
"Tapi, sejauh ini indeks syariah minusnya lebih kecil, hanya -4%," imbuh Cholis Baidowi, Fund Manager CIMB Pricipal Asset Manaement, saat kegiatan konferensi pers terkait prospek produk Syariah pasar modal, Senin (9/9).
Cholis menambahkan, torehan yang seperti itu dikarenakan reksadana berbasis syariah memiliki portofolio investasi di luar sektor keuangan. Sementara dalam perdagangan belakangan ini sektor keuangan merupakan sektor yang mengalami penurunan terdalam sehingga peforma reksadana konvensional juga menurun.
Jika mengacu pada hal tersebut, Cholis memprediksi jika imbal hasil reksadana berbasis syariah bisa mencapai level outperform. Dia enggan menyebutkan detil angka pertumbuhannya. Tapi, Cholis memastikan jika return syariah bisa melebihi return IHSG yang selama ini ada di level 12%. "Tapi, pertumbuhan ini bisa dicapai jika asumsi target IHSG kami di level 4.600 bisa tercapai," pungkas Cholis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News