kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih ada 13 emiten bakal rights issue, simak saran analis berikut


Selasa, 30 Maret 2021 / 07:45 WIB
Masih ada 13 emiten bakal rights issue, simak saran analis berikut


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencarian dana dengan rights issue tengah marak sejak awal 2021 hingga saat ini. Menyusul beberapa emiten lainnya, Kontan.co.id mencatat masih ada 13 emiten yang memiliki rencana menggelar rights issue. 

Dalam waktu dekat PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) yang akan melepas 12 miliar saham baru dengan harga penawaran Rp 110 per saham. Rights issue dilaksanakan pada 21 April 2021 dengan target dana Rp 1,32 triliun. 

Disusul PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) bakal menerbitkan 7 miliar saham baru dengan harga penawaran Rp 120. Pelaksanaan rights issue FREN direncanakan pada 23 April 2021. kemudian PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) yang akan melepas 7,28 miliar saham dengan harga pelaksanaan RP 170. Rights issue akan digelar pada 10 Mei 2021. 

SRAJ menggunakan sebagian besar dana rights issue untuk setoran ke anak usaha yakni hingga 70% dan sisanya untuk modal kerja. Kemudian FREN menggunakan sebagian besar dananya untuk membayar utang dan sisanya untuk anak usahanya yaitu Smartel. Sedangkan AGRS menggunakan dana right issue untuk penambahan modal dalam rangka penyaluran kredit.

Adapun yang masih dalam tahap rencana dan meminta persetujuan para pemegang saham antara lain PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) yang akan menggelar rapat pada Selasa (30/3). YELO akan melepas 1,99 miliar saham baru dengan target dana yang dihimpun Rp 99,5 miliar. Dana hasil rights issue untuk pengembangan usaha dengan mengakuisisi saham PT Abdi Harapan Unggul.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) gelar rights issue untuk danai proyek kompleks petrokimia kedua

Kemudian PT Berlina Tbk (BRNA) berencana melepas 244,78 juta saham untuk pembayaran utang, belanja modal ataupun modal kerja, PT Communication cable Systems Indonesia Tbk (CCSI) melepas 170 juta saham ditargetkan bisa terlaksana pada semester I-2021. Hasil rights issue akan digunakan untuk modal kerja. 

Kemudian PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) akan melaksanakan RUPS pada April 2021 dan berencana melepas 2,28 miliar saham. Hasil dana rights issue akan digunakan untuk meningkatkan penyaluran kredit. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) bakal menggelar RUPS juga pada 15 April 2021 untuk rencana rights issue yang dananya akan digunakan untuk pengembangan kompleks petrokimia kedua. 

Kemudian PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berencana melepas 3,6 miliar saham untuk memperkuat struktur keuangan dan membayar utang. Sedangkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berencana menghimpun dana hingga US$ 500 juta atau setara Rp 7,2 triliun untuk memenuhi ketentuan free float dan mencari strategic partner. 

Di sektor perbankan lainnya ada PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang akan melepas 88 miliar saham untuk permodalan, peningkatan kredit dan aset produktif lainnya. Kemudian PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan target dana yang dihimpun Rp 5 triliun untuk meningkatkan modal inti dan mencapai rasio kecukupan modal ke level 17%, juga program sejuta rumah, akuisisi asuransi jiwa, perusahaan modal ventura dan manajer investasi. 

Terakhir PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) yang akan menggelar RUPS pada 6 April 2021. BJBR berencana menerbitkan 925 juta saham untuk memperkuat struktur permodalan dan ekspansi kredit. 

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan investor sebaiknya menunggu kejelasan detil dari rights issue seperti nilai pelaksanaan, rasio dan tujuan penggunaan dana. 

Baca Juga: Serap modal dari Bangkok Bank Rp 10,8 triliun, Permata rights issue 88 miliar saham

"Sedangkan spesifik untuk yang sudah memberikan informasi detil masih belum ada yang direkomendasikan," imbuhnya. 

Untuk eksekusi atau tidak, lanjut Zamzami, memang kembali lagi pada investor masing-masing. Tergantung jangka waktu investasinya, serta rata-rata harga pengambilan investasi masing-masing investor. 
Pelaku pasar juga dapat menghitung harga teoritis setelah cum date dan menyesuaikan dengan posisi average harga pengambilan. 

"Investor juga dapat menghitung potensi dilusi kepemilikan sahamnya. Kalau tidak mau dieksekusi misal, investor juga bisa jual rightsnya," tutup dia. 

Selanjutnya: Communication Cable Systems (CCSI) berencana rights issue tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×