kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Marketing sales tetap naik selama pandemi, ini rekomendasi saham Puradelta (DMAS)


Rabu, 05 Agustus 2020 / 20:55 WIB
Marketing sales tetap naik selama pandemi, ini rekomendasi saham Puradelta (DMAS)
ILUSTRASI. Marketing sales Puradelta Lestari (DMAS) sebesar Rp 1,05 triliun di semester I 2020.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Puradelta Lestari (DMAS) berhasil tetap peroleh pra penjualan (marketing sales), meski pandemi Covid-19 masih belum mereda. Entitas Grup Sinarmas ini meraih marketing sales sebesar Rp 1,05 triliun di semester I 2020. Jumlah tersebut setara 53% dari target marketing sales tahun ini yang sebesar Rp 2 triliun.

Lebih rinci, di kuartal I 2020 DMAS meraih marketing sales sebesar Rp 654 miliar. Selanjutnya ketika PSBB di kuartal II 2020 DMAS berhasil meraih marketing sales sebesar Rp 389 miliar. Perolehan marketing sales di periode tersebut berasal dari penjualan lahan industri.

Joey Faustian Analis Sucor Sekuritas juga mengapresiasi kinerja DMAS yang berhasil mengantongi pra penjualan atas 19 hektare (ha) lahan industri di kuartal II-2020. Total marketing sales di semester I-2020 menjadi seluas 51 ha.

Baca Juga: Sektor properti diprediksi sedikit pulih di semester II-2020

Tidak hanya itu, DMAS juga tengah menghadapi permintaan lahan industri yang dalam proses negosiasi dengan luas sekitar 130 ha. Permintaan lahan industri tersebut datang dari sektor otomotif, pergudangan, dan logistik serta pusat data.

Dengan banyaknya permintaan lahan industri, Joey tidak khawatir meski di laporan keuangan semester I 2020 pendapatan DMAS tercatat menurun 74% secara tahunan menjadi Rp 252 miliar. Sementara, laba bersih juga tercatat menurun 87% menjadi Rp 79,92 miliar.

Joey mengatakan kinerja DMAS di semester I 2020 jadi terlihat menurun dibanding tahun sebelumnya, karena di tahun ini tidak ada pejualan lahan komersial ke pemerintah untuk proyek kereta api cepat lagi. "Dari segi penjualan lahan industri sebenarnya tahun ini cukup bagus capai di 51 ha, justru memang penjualan tahun lalu terlihat tinggi dan bisa dibilang anomali karena ada penjualan lahan komersil ke pemerintah," kata Joey, Rabu (6/8).

Baca Juga: Suku bunga BI turun lagi, jadi angin segar untuk saham sektor properti

Melihat kinerja pra penjualan yang baik, analis RHB Sekuritas Christopher Andre Benas jadi menaikkan proyeksi marketing sales menjadi Rp 1,9 triliun dari Rp 1,7 triliun. Pra penjualan lahan industri DMAS berpotensi semakin tumbuh tersokong tren relokasi pabrik asal luar negeri sudah di depan mata.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan terdapat 143 perusahaan yang berpotensi merelokasi investasinya ke Indonesia. Salah satu pabrik yang tengah DMAS kejar penyelesaian pembeliannya adalah Hyundai. DMAS berharap pabrik Hyundai bisa selesai di 2021.

Joey mengatakan tren relokasi tersebut bisa mendukung DMAS untuk meningkatkan kinerja. Kesempatan DMAS untuk menyerap permintaan lahan industri makin besar karena didukung ketersediaan lanbank DMAS yang memiliki keunggulan dibanding kompetitornya.

Baca Juga: Marketing sales Puradelta Lestari (DMAS) di semester I-2020 capai Rp 1,05 triliun

"Ketersediaan landbank DMAS yang unscattered atau tidak bolong-bolong dan sudah sepenuhnya dikuasi sekitar 1.200 ha," kata Joey. Alhasil, DMAS bisa mengakomodir permintaan lahan industri dengan luas besar atau di atas 30 hektare. Sedangkan, landbank kompetitor yang terbesar kurang dari 100 ha dan terbatas.

Terlebih lagi DMAS memiliki infrastruktur lengkap yang terbagi menjadi daerah khusus industri, komersial, dan residensial. Menurut Joey hal tersebut cukup mendukung potensial DMAS untuk pengembangan kinerja ke depan.

Joey optimistis pada kinerja DMAS dan merekomendasikan beli di target harga Rp 350 per saham. Kinerja DMAS di sepanjang tahun ini akan mendapat  dukungan dari sales backlog atau penjualan lahan yang belum dibukukan sebesar Rp 1,4 triliun.

Baca Juga: Marketing sales tiga emiten properti turun double digit di semester I 2020

Christopher juga merekomendasikan beli di target harga Rp 280 per saham. Rekomendasi beli para analis diperkuat dengan valuasi harga saham DMAS yang terdiskon lebih dari 50%. Selain itu, DMAS juga memiliki neraca keuangan yang sehat dengan posisi utang yang minim. Sementara, Victor Stefano Analis Danareksa Sekuritas merekomendasikan hold di target harga Rp 220 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×