Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) secara resmi telah memperdagangkan saham dengan nominal baru mulai tanggal 11 Februari 2019 kemarin.
Perubahan ini menyusul persetujuan pemecahan nominal saham (stock split) yang mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar (RUPSLB) Biasa pada 27 Desember 2018.
Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk Ridwan Goh, dan para pemegang saham lain menyetujui pemecahan nominal saham ini dan membuat jumlah saham Perseroan meningkat lima kali lipat.
"Kami sangat menghargai minat investor terhadap saham Perseroan dan untuk memperluas jumlah investor dan likuiditas perdagangan, maka mulai 11 Februari telah dimulai perdagangan dengan norninal baru Rp 20 per saham," kata Ridwan kepada Kontan.co.id, Rabu (13/2).
Stock Split yang telah dilakukan MARK membuat nilai nominal saham Perseroan yang tadinya Rp 100 per saham akan dipecah dengan rasio 1 : 5 menjadi Rp 20 per saham. Hal ini meningkatkan jumlah saham beredar yang tadinya sebanyak 760.000.062 saham menjadi 3.800.000.310 saham.
Manajemen berharap stock split ini dapat menjadikan saham MARK lebih liquid. "Sehingga mempermudah perseroan apa bila melakukan corporate acction selain juga memperbanyak pemegang saham," ungkap Ridwan.
Adapun transaksi yang terjadi pada hari pertama perdagangan pasca stock split tersebut tercatat sedikit lebih tinggi dari rata-rata perdagangan saham perseroan pada tahun 2018 yakni sebesar 1,263 juta saham per hari.
Dalam perdagangan hari kedua pasca stock split, harga dibuka pada Rp 428 per saham dengan volume perdagangan 13,046 juta dan ditutup pada harga Rp 505 per saham yang berarti meningkat 17,99%.
Secara fundamental, MARK terus menunjukkan trend yang positif dari sisi peningkatan laba bersih yang pada triwulan ketiga tahun 2018 terjadi peningkatan sebesar 82,88% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara sampai akhir tahun 2018 laba bersih perseroan diperkirakan telah menyentuh angka Rp 80 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News