Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Selangkah lagi, rupiah tembus ke level psikologis Rp 12.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu Bloomberg, Senin (7/3) di pasar spot pukul 15.59 WIB rupiah di level Rp 13.085 per dollar AS atau menguat 0,36% dari sebelumnya Rp 13.132 per dollar AS.
"Pendorong utama dari kenaikan mata uang rupiah saat ini adalah meningkatnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia, sehingga memicu arus modal asing masuk cukup deras sejak Februari tahun ini di saham maupun obligasi negara," kata Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto dikutip dari Antara.
Ia mengemukakan bahwa sejak awal tahun ini hingga awal Maret 2016, arus modal asing masuk ke dalam negeri sekitar Rp 35 triliun, baik di pasar saham maupun surat utang atau obligasi.
Dia menambahkan penguatan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh kemungkinan ditundanya kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Fed fund rate).
Kendati demikian, ia menilai bahwa penguatan mata uang rupiah dalam beberapa hari terakhir ini terlalu singkat, kondisi itu dapat mempengaruhi daya saing kinerja ekspor Indonesia.
"Fluktuasi nilai tukar rupiah diharapkan stabil, diperkirakan pergerakan rupiah pada Maret ini berada di kisaran Rp 13.000-Rp 13.300 per dollar AS," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa penurunan upah pekerja di Amerika Serikat meredam pandangan pelaku pasar terhadap bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.
Ia mengemukakan bahwa Departemen Tenaga Kerja AS mencatat rata-rata upah per jam turun tiga sen pada Februari, kalangan analis menilai penurunan upah di AS itu mengindikasikan laju inflasi akan tetap lemah.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.029 dibandingkan hari sebelumnya (4/3) Rp 13.159.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News