Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) berencana menerbitkan sisa obligasi sebesar Rp 350 miliar pada tahun ini. Obligasi itu merupakan sisa dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi I tahun 2012 senilai Rp 1,5 triliun.
Fetty Kwartati, Sekretaris Perusahaan MAPI mengatakan, tenggat akhir penerbitan obligasi tersebut adalah di akhir tahun ini. Sehingga, MAPI akan menerbitkan sisa obligasi itu sekaligus. Saat ini, MAPI masih mempersiapkan diri untuk menentukan penjamin emisi.
"Rencananya penggunaan dana obligasi untuk kebutuhan ekspansi internal perusahaan," ujarnya di Jakarta, Senin (18/8). Namun, tak menutup kemungkinan juga dana itu akan digunakan untuk membayar kembali utang perseroan alias refinancing.
MAPI sebelumnya sudah menerbitkan obligasi sebesar Rp 650 miliar pada awal Februari 2014 lalu. Saat itu, perseroan menerbitkan dua seri obligasi, yakni seri A senilai Rp 370 miliar bertenor tiga tahun dan akan jatuh tempo 20 Februari 2017. Instrumen ini ditawarkan dengan kupon 10,9%.
Sedangkan seri B diterbitkan senilai Rp 280 miliar dengan tenor lima tahun dan jatuh tempo 20 Februari 2019. Kuponnya sebesar 11,5%. MAPI diganjar rating obligasi idAA- dari Pefindo.
Pada PUB tahap I, MAPI telah menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar pada tahun 2012 lalu. Saat itu, obligasi diterbitkan dengan kupon di kisaran 7,95% hingga 8,45%.
Catatan utang
Tingkat suku bunga yang masih tinggi bisa menjadi resiko tersendiri buat MAPI. Menilik laporan keuangan MAPI Semester I 2014, perseroan masih memiliki utang obligasi jangka panjang sebesar Rp 1,1 triliun. "Harapannya kondisi pasar bisa membaik," imbuh Fetty.
Tahun ini, MAPI menganggarkan belanja modal sebesar Rp 500 miliar. Perseroan sudah membelanjakan Rp 250 miliar sepanjang Semester-I 2014. Fetty mengatakan, di sisa tahun ini, MAPI masih akan sulit menggenjot kinerja. Pasalnya, beban operasional MAPI ditaksir masih tinggi.
Informasi saja, pada paruh pertama tahun ini, pendapatan MAPI memang naik 25,6% menjadi Rp 5,5 triliun. Namun, laba bersih MAPI turun 31% menjadi Rp 100,36 miliar.
Turunnya laba bersih MAPI disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah, kenaikan suku bunga dan peningkatan beban operasional. Maklum, sebagian besar produk MAPI merek luar negeri.
Fetty memprediksi, kinerja Semester II tak akan jauh berbeda dari kinerja di paruh pertama tahun ini. "Namun kami akan melakukan efisiensi, dan mendorong perbaikan di internal perusahaan," ujarnya.
MAPI juga akan terus mendorong inovasi-inovasi gerai baru. Per 30 Juni 2014, MAPI memiliki 1.890 gerai di 61 kota di Indonesia. Konsep terbaru yang diluncurkan MAPI adalah Sephora yang dibuka pada Juli 2014 lalu di Plaza Indonesia dan Kota Kasablanja. "Di gerai Sephora terdapat pilihan unik dari berbagai kategori produk kecantikan," imbuhnya.
Fetty memperkirakan, pendapatannya di tahun ini masih akan tumbuh 20% dibandingkan tahun lalu. Namun, secara profitabilitas, Fetty memperkirakan MAPI masih akan mengalami penurunan laba bersih.
Saham MAPI ditutup naik 0,45% ke level Rp 5.625 pada perdagangan Senin (18/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News