kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mandiri Sekuritas sebut wabah corona membuat calon emiten cenderung wait and see


Rabu, 15 April 2020 / 13:57 WIB
Mandiri Sekuritas sebut wabah corona membuat calon emiten cenderung wait and see
ILUSTRASI. Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Jakarta, Selasa (7/4/2020).?Mandiri Sekuritas sebut wabah corona membuat calon emiten cenderung wait and see untuk melakukan IPO.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mandiri Sekuritas melihat pandemi Covid-19 membuat para calon emiten cenderung wait and see  untuk terus melanjutkan proses penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) untuk melihat dampaknya terhadap kondisi pasar. 

Direktur Mandiri Sekuritas Silva Halim menjelaskan di tengah kondisi pasar dengan ketidakpastian yang cukup tinggi saat ini, calon emiten memang perlu mempertimbangkan situasi pasar dan faktor-faktor eksternal untuk mendapatkan momentum terbaik dalam melakukan IPO. 

Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,74% ke 4.671,822 perdagangan sesi pertama, Rabu (15/4)

Ketidakpastian pasar yang cukup tinggi dilihat dari sentimen risk-off yang menyebabkan valuasi pasar saham tergerus. Pergerakan bursa dunia dalam dua minggu terakhir sudah menunjukkan redanya panic selling.

Hal ini didorong juga oleh komitmen kuat dari berbagai negara yang ditunjukkan oleh paket stimulus yang cukup besar. Ditambah dengan indikasi awal memuncaknya perkembangan virus di beberapa negara Eropa dan juga negara bagian Amerika Serikat (AS) seperti New York. 

"Indikator utama perbaikan sentimen investor di bursa sama di kondisi seperti ini adalah penanganan dari krisis kesehatannya. Karena hal ini yang menentukan besaran dampak ekonominya," jelas Silva kepada Kontan.co.id, Senin (13/4). 

"Tentunya setelah wabah ini mereda, dalam kurun waktu yang tergolong reasonable, recovery dari bursa saham dapat tergolong cepat karena krisis ini sifatnya event-driven," sebutnya.

Baca Juga: Genjot jumlah investor, Mandiri Sekuritas tingkatkan online account opening

Sementara itu, stimulus fiskal dan moneter global yang agresif diharapkan memberikan angin segar bagi bursa saham di Indonesia, di mana fokus juga akan berbalik menjadi kondisi fundamental Indonesia yang menarik dengan rencana menarik investasi riil melalui Omnibus Law yang sedang dikaji. 

Oleh karena itu, jika pandemi global sudah teratasi, rencana untuk IPO dapat dipertimbangkan lagi.

Adapun, sepanjang kuartal I-2020 Mandiri Sekuritas menyelesaikan mandat IPO dari PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR). 

Hanya memegang satu mandat IPO, Mandiri Sekuritas menjelaskan ini juga sebagai dampak manajemen yang selektif. "Seleksi bisnis dan tata kelola kami, membuat kami hanya mengambil emiten yang memiliki prospek bisnis baik," imbuh dia. 

Baca Juga: IHSG menghijau 0,39% di awal perdagangan Rabu (15/4) pagi, berikut sentimennya

Meski begitu, Mandiri Sekuritas mengaku masih memiliki beberapa calon emiten di pipeline IPO dari berbagai sektor tanpa menyebutkan jumlahnya. 

Adapun, dari pasar obligasi Mandiri Sekuritas juga terdampak pandemi Covid-19. Dengan meningkatnya risk-off sentimen, maka terjadi peningkatan risk-free yield SUN, terutama di bulan Maret 2020 yang menyebabkan penerbitan obligasi korporasi juga cenderung turun. 

Dalam periode kuartal-I 2020 ini, total obligasi korporasi yang terbit sebanyak Rp 21 triliun atau turun 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, ada perkembangan positif di awal April, di mana sentimen global mulai membaik dengan adanya stimulus fiskal dan moneter yang masif, tercermin dari turunnya VIX dan DXY index. 

Baca Juga: IHSG menghijau, ini saham LQ45 yang naik tinggi dan yang turun dalam, Selasa (14/4)

Tekanan jual dari investor asing di pasar obligasi sudah jauh berkurang. Tentunya jika ini dibarengi dengan membaiknya statistik penyebaran Covid-19, sentimen positif ini akan bisa terus berlanjut. 

"Secara keseluruhan, kami melihat ada potensi perbaikan pasar obligasi di semester-II 2020," jelas Silva. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×