Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Untuk memperbesar pertumbuhan ritel, PT Mandiri Sekuritas berekspansi menambah tiga cabang tahun 2011 ini. Dengan penambahan cabang tersebut, total cabang Mandiri Sekuritas hingga akhir tahun nanti akan menjadi 14 cabang.
"Di ritel kami memang tidak seagresif perusahaan sekuritas yang lain. Tapi kini kami mulai fokus pada pertumbuhan ritel yang agresif," tutur Managing Director Mandiri Sekuritas Kartiko Wirjoatmodjo, Jakarta, baru-baru ini.
Pembukaan kantor cabang tersebut akan dilakukan di tiga kota-kota besar di Indonesia, yakni Makassar, Solo, dan Pekanbaru. Pria yang akrab disapa Tiko tersebut mengatakan untuk pembukaan cabang tersebut tidak membutuhkan banyak investasi.
"Kalau cabang murah, hanya miliaran. Cabang ini hanya untuk maintained nasabah saja, nanti kami tetap akan mengembangkan online trading," tuturnya.
Selain di dalam negeri, Mandiri Sekuritas juga akan mengembangkan sayapnya ke kawasan ASEAN. Tiko mengatakan pihaknya akan memperluas jaringan distribusi keluar negeri. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas perusahaan. "Kami ingin menjadi yang pertama untuk membawa perusahaan-perusahaan Indonesia untuk listing di luar negeri," ujar Tiko.
Untuk tahap pertama, Mandiri Sekuritas membidik Singapura dan Hongkong. Perseroan saat ini tengah mengajukan lisensi bisnis penjaminan emisi (underwriting) efek di kedua negara tersebut. Dipilihnya kedua negara tersebut lantaran Bank Mandiri telah memiliki cabang di negara tersebut, sehingga memudahkan Mandiri Sekuritas untuk melakukan penjaminan emisi.
"Kami akan optimalkan cabang Bank Mandiri di sana. Karena di sana juga regulator antara perusahaan perbankan dan sekuritas satu, jadi kami akan ajukan lisensi cabang Bank Mandiri," papar Tiko.
Pada awalnya, Mandiri Sekuritas akan melakukan penjaminan emisi obligasi (fixed income), kemudian akan menyusul saham (equity). Cabang Bank Mandiri di kedua negara tersebut akan membantu untuk mendistribusikannya. "Sepanjang yang kami tahu, itu tidak terlalu sulit karena regulasinya juga tidak terlalu ketat," ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News