Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) memperkirakan iklim investasi tetap kondusif dan berpotensi memberikan imbal hasil optimal pada semester kedua 2024. Optimisme ini didasarkan adanya komitmen kuat pemerintah di masa transisi dalam menjaga tumbuhnya ekonomi.
Salah satu di antara langkah menjaga pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan menjaga defisit anggaran tidak melebihi dari 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB), serta tidak menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) baru agar tidak menambah beban negara.
Begitu pula pada penyusunan RAPBN 2025, pemerintahan saat ini telah berkonsultasi dengan tim ekonomi calon presiden baru. Dengan demikian, kondisi keuangan negara tahun depan diperkirakan mampu mendukung sejumlah program strategis pemerintahan baru.
Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Aliyahdin Saugi melihat, ekonomi dunia dipengaruhi beberapa isu global utamanya perbedaan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lambat menurun, serta ketegangan geopolitik. Kondisi ekonomi global tersebut pada akhirnya turut mempengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia.
Baca Juga: Kabinet Pemerintahan Transisi Menghadapi Tantangan Fiskal dan Beban Utang
“Namun demikian, struktur ekonomi Indonesia telah mengalami banyak perkembangan. Pemilu yang baru saja dilangsungkan berjalan damai yang menunjukkan kekuatan demokrasi Indonesia,” ujar Pria yang akrab dipanggil Adi tersebut dalam acara Market Outlook Mandiri Investasi, Kamis (18/7).
Indonesia juga mencatatkan surplus perdagangan selama 50 bulan berturut-turut, pertumbuhan PDB kuartal pertama 2024 masih terjaga di atas 5%. Dari sisi kebijakan fiskal Indonesia mampu menggunakan anggaran secara disiplin dan dari sisi kebijakan moneter BI proaktif menjaga nilai tukar rupiah di tengah suku bunga AS yang masih tinggi.
Mandiri Investasi berharap market outlook ini dapat memberikan pandangan luas terhadap investor terkait kondisi ekonomi global, serta arah kebijakan dalam negeri. Sehingga dapat membantu keputusan investasi di semester kedua 2024.
Adi mengatakan, Mandiri Investasi sebagai salah satu Manajer Investasi terbesar di Indonesia yang juga merupakan bagian dari Mandiri Group, selalu berupaya memberikan solusi investasi yang bijak melalui produk-produk investasi dengan variasi yang lengkap dari reksadana konvensional hingga produk investasi alternatif.
Baca Juga: Soal Pembagian Tugas Wamenkeu, Suahasil Nazara: Semua Tugas Kita Kerjakan
Pada 18 Juli 2024, Mandiri Manajemen Investasi juga meluncurkan produk baru Reksa Dana Mandiri ETF SRI-Kehati untuk menjadi tambahan pilihan investasi dengan memperhatikan faktor Environmental Social Governance (ESG).
Mandiri Investasi optimistis aspek Environmental, Social and Governance (ESG) dalam penyusunan portofolio investasi dapat berperan penting dalam keberlanjutan dunia serta memberikan manfaat imbal hasil menarik bagi investor.
“Kami berharap Mandiri Investasi dapat selalu menjadi partner terdepan dan terpercaya dalam perjalanan investasi,” ungkap Adi.
Dalam acara Mandiri Investasi Market Outlook 2024, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa Kementerian BUMN memiliki program jangka panjang untuk mendorong transformasi ekonomi di Indonesia seperti energi terbarukan (renewable energy) dan hilirisasi tambang.
Kementerian BUMN telah menyiapkan roadmap jangka panjang yang memberikan arah bagi BUMN untuk dapat menjadi mesin bagi transformasi ekonomi Indonesia sepuluh tahun ke depan yang berfokus pada beberapa sektor-sektor utama seperti sektor digital, ekonomi hijau, infrastruktur dan social inclusion.
Baca Juga: Pasar Keuangan Masih Rawan di Semester II-2024, Cek Tips Kelola Portofolio Investasi
Kartika juga menyampaikan bahwa dalam lima tahun ke depan, selain Mandiri, BRI, Telkom, dan Pertamina, diharapkan akan ada BUMN lain yang juga dapat menjadi top company dunia. Contohnya Pelindo Group, In Journey, dan MIND ID. Perusahaan-perusahaan dengan size menengah tersebut akan menjadi besar dan diharapkan suatu hari bisa melakukan Initial Public Offering (IPO).
“Kita akan berfokus kepada BUMN yang punya significant size, kompetensi, serta future outlook yang baik untuk bisa dibawa ke capital market,” ujar Kartika dalam kesempatan yang sama.
Tiko mengatakan, model investasi di BUMN tidak hanya melalui capital market tetapi juga melalui private deals dan bersama dengan INA, BUMN sedang membangun ekosistem investasi yang sifatnya private investments dengan global strategic investors.
Begitu pula di sektor perbankan, Bank Mandiri memiliki komitmen dan tanggung jawab dalam memajukan dan menjaga kesinambungan industri keuangan secara jangka panjang.
Baca Juga: Thomas Djiwandono Jadi Wamenkeu II, Ini Sejumlah Tugas yang Bakal Dijalankan
Khususnya di sektor pasar modal, Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto melihat, optimisme masyarakat terhadap pandangan pasar saham dan obligasi di Indonesia. Dia meyakini produk reksadana dan kontrak pengelolaan dana dapat tumbuh berkesinambungan.
Salah satu indikatornya adalah jumlah investor reksadana naik signifikan mencapai angka 11,9 juta, Dimana sekitar 60% merupakan generasi muda. Oleh karena itu, Mandiri Group berkomitmen terus berinovasi dan berkolaborasi, dengan dimotori Mandiri Investasi sebagai perusahaan asset management yang memiliki pengalaman dan kompetensi.
"Mandiri group akan mendorong Mandiri Investasi untuk dapat tumbuh berkelanjutan, menjaga kualitas pengelolaan produk investasi sehingga dapat terus bersaing di level nasional maupun regional serta memberikan nilai tambah bagi investor, " kata Aquarius.
Adapun acara Mandiri Investasi Market Outlook 2024 ini bertemakan Cruising the Crossroads on the Narrow Strait. Mandiri Investasi menghadirkan pembicara-pembicara berkompeten dengan pemahaman luas terhadap ekonomi makro dan investasi.
Sejumlah pembicara yang hadir dalam acara ini di antaranya Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, ekonom Chatib Basri, Global Market Strategist JP Morgan Asset Management Raisah Rasid, Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos, Managing Partner Verdhana Sekuritas Indonesia Heriyanto Irawan serta Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News