kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Manajer Investasi Prediksi Dana Kelolaan Reksadana Tetap Tumbuh Dobel Digit pada 2024


Sabtu, 03 Februari 2024 / 07:00 WIB
Manajer Investasi Prediksi Dana Kelolaan Reksadana Tetap Tumbuh Dobel Digit pada 2024
ILUSTRASI. Manajer Investasi optimistis dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana masih bisa bertumbuh positif.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajer Investasi termasuk PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) optimistis dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana masih bisa bertumbuh positif hingga mencapai dobel digit meskipun adanya hajatan Pemilu di tahun 2024.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi mengatakan optimisme itu muncul karena berkaca dari sentimen kinerja reksadana yang tumbuh positif pada tahun lalu, dan awal tahun ini. 

Pasalnya, sejumlah manajer investasi juga melakukan banyak strategi di antaranya yakni, dengan memperbanyak lini distribusi penjualan melalui agen penjual efek reksa dana (APRD), kemudian pilihan produk yang memberikan performance untuk bersaing.

Baca Juga: Jelang Imlek, Ini Sektor yang Menarik untuk Dicermati di Tahun Naga Kayu

“Selain itu, adanya penambahan jumlah investor baru dan memperluas client institusi,” ujar Reza saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (2/2). 

Reza juga mengatakan, melihat dari sentimen global, faktor seperti Fed Rate dan isu resesi global dapat mempengaruhi kinerja reksadana di tahun 2024. Meskipun demikian, reksadana masih diminati dan dianggap sebagai instrumen investasi menarik.

“Reksadana juga merupakan pilihan yang baik bagi investor pemula. Sehingga membuat kami optimistis pada tahun 2024 ini, bisa tumbuh double digit,” ujarnya. 

Selaras dengan hal ini, Presiden Direktur Samuel Aset Manajemen Agus B. Yanuar juga optimistis bahwa AUM reksadana di tahun ini bisa bertumbuh positif. Untuk itu, pihaknya menargetkan kenaikan AUM reksadana sekitar 15% pada tahun 2024, dari AUM Samuel Aset Manajemen yang pada tahun lalu mencapai Rp 14,4 triliun. 

“Pertumbuhan tersebut akan tercipta dari imbal hasil produk, peluncuran produk-produk baru, serta penambahan jumlah investor,” ujar Samuel kepada Kontan.co.id, Kamis (1/2). 

Menurut Agus, adanya hajatan Pemilu di tahun ini tak terlalu berdampak signifikan pada kinerja reksadana sehingga tidak menghambat pertumbuhan AUM. Dia menyebutkan, ada dua katalis positif utama yang akan mendorong kenaikan AUM reksadana pada tahun 2024. 

Pertama yaitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dan kedua adalah aktivitas politik yang membantu daya beli masyarakat melalui dana-dana bantuan dari pelaku politik.

Agus menuturkan, AUM tersebut didominasi oleh produk-produk yang terkait dengan saham, baik dalam bentuk reksadana saham, reksadana campuran yang portofolionya dominan di saham, maupun kontrak pengelolaan dana (KPD). Porsinya mencapai 60% dari total AUM Samuel Aset Manajemen. 

Adapun porsi terbesar kedua diisi oleh produk reksadana pendapatan tetap (RDPT) maupun RDPT yang berinvestasi langsung ke jalan tol dan lembaga keuangan, yakni sebesar 35%. Porsi terkecil adalah reksadana pasar uang yang hanya sebesar 5% dari total AUM. 

Selain itu, dia memprediksi bahwa jumlah investor di Samuel Aset Manajemen akan ikut naik di tahun 2024 ini, seiring dengan pihaknya yang sedang menargetkan adanya peningkatan investor di sektor retail. Adapun jenis investornya yakni, sebanyak 90% di institusi, 5% di ritel, dan family office 5%.

Baca Juga: Kinerja Reksadana Cenderung Mendatar pada Bulan Januari 2024

“Kalau ragam investornya diperkirakan naik pada tahun 2024, termasuk juga mungkin investor di ritail, karena kita juga bekerja sama dengan para channel seperti bank distribusi,” kata dia. 

Agus juga memprediksi bahwa produk-produk Samuel Aset Manajemen yang berkaitan dengan saham akan menghasilkan return sekitar 8%-10% pada 2024, sementara tahun 2023 rata-ratanya hanya sebesar 8%. 

Menurut dia, sektor yang prospektif pada tahun ini adalah perbankan, kesehatan, barang konsumsi terutama makanan, retail, transportasi, telekomunikasi, serta minyak dan gas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×