Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Manajer Investasi (MI) optimistis dana kelolaan reksadana dapat bertumbuh di tahun 2024. Meningkatnya dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) seiring rencana penerbitan produk reksadana baru.
Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi menilai, potensi pertumbuhan dana kelolaan di tahun ini cukup baik, setelah terkonsolidasi pada tahun 2023 lalu. Potensi pertumbuhan dana kelolaan reksadana kemungkinan akan cukup berimbang dari masing-masing kelas aset di tahun 2024.
Secara industri, Nilai Aktiva Bersih (NAB) ataupun dana kelolaan reksadana terpantau sebesar Rp 504.95 triliun per Desember 2023. Jumlah tersebut bergerak volatil di sepanjang tahun dan hanya tumbuh sekitar 0,01% dari posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp 504,86 triliun.
Eri menjelaskan, suku bunga tinggi memang akan menyakiti pasar obligasi dan mungkin saham, dalam kondisi tertentu apabila masih dalam periode naik. Namun setelah suku bunga mencapai puncaknya, maka sentimen pasar akan mulai membaik karena sudah ada lagi kenaikan bunga bahkan menuju periode penurunan.
“Penurunan suku bunga itu baik dampaknya bagi pasa obligasi dan pasar saham,” kata Eri kepada Kontan.co.id, Senin (8/1).
Baca Juga: Bisakah Reksadana Saham Mendatangkan Cuan di 2024?
Eri menyebutkan, pasar akan selalu fluktuatif dari waktu ke waktu. Sehingga penting untuk investasi sesuai dengan profil risiko dan secara bijaksana serta memiliki pandangan jangka panjang.
Apabila investor tersebut konservatif, maka tanpa ada berbagai isu pun memang sebaiknya berinvestasi di low-risk asset (aset berisiko rendah). sebaliknya, walaupun kondisi sedang tidak baik, investor agresif bisa saja mencoba mencari pilihan.
Adapun pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan dana kelolaan di tahun 2024. Pemilu biasanya dimaknai sebagai periode investor bersikap wait and see.
Walaupun demikian, Eri melihat bahwa selama Pemilu berjalan dengan damai dan lancar disertai kebijakan yang baik untuk ekonomi, maka pemilu cenderung memberi sentimen positif dan bukan negatif.
Direktur Investasi KISI Asset Management (KISI AM) Arfan Karniody berpendapat, berinvestasi reksadana di tahun depan sangat menjanjikan. Dengan proyeksi pasar saham dan pasar surat utang bakal memberikan imbal hasil atau return positif sebagai aset dasar dari reksadana.
“Baik ekuitas dan pendapatan tetap, kami rasa masih akan memberikan return yang baik di tahun depan karena tingginya kemungkinan akan terjadinya pemotongan suku bunga,” imbuh Arfan kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Menurut Arfan, reksadana akan menjadi pilihan sebagai portofolio untuk kebutuhan diversifikasi, sehingga memperkecil risiko berinvestasi. Investor sangat disarankan untuk berinvestasi pada reksadana dengan time horizon jangka panjang. Namun, tentunya harus disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor.
KISI AM memproyeksi return yang berpotensi didapatkan dari reksadana saham sekitar 8%-12% di tahun 2024. Imbal hasil dari reksadana pendapatan tetap sekitar 6%-6.5%, sementara reksadana pasar uang diperkirakan memberikan return sebesar 4,75%-5,25%.
Arfan optimistis industri reksadana dapat lebih baik lagi di tahun depan salah satunya dengan pertumbuhan AUM reksadana. Faktor penurunan suku bunga dan iklim politik yang kondusif diharapkan dapat menjadi katalis pendorong masuknya investor ke reksadana.
KISI AM sendiri turut berpandangan positif terhadap pertumbuhan AUM reksadana yang dikelola. KISI AM berdedikasi untuk memberikan layanan terbaik kepada para nasabah, sehingga telah menetapkan target pertumbuhan yang ambisius untuk tahun 2023.
Arfan mengungkapkan, KISI AM menargetkan pertumbuhan dana kelolaan sekitar Rp 1 triliun yang setara dengan sekitar 50% dari total aset di bawah pengelolaannya (AUM) pada akhir tahun 2023. Proyeksi pertumbuhan dana kelolaan KISI AM bakal dipengaruhi oleh sejumlah faktor kunci.
Kinerja yang konsisten dan positif dari portofolio reksadana yang dikelola bakal menjadi magnet bagi investor, sehingga memberikan keyakinan terhadap potensi imbal hasil yang optimal. Selain itu, pemahaman mendalam terhadap dinamika kondisi global dan domestik memungkinkan KISI AM untuk merespons dengan bijak terhadap perubahan ekonomi dan pasar keuangan.
Baca Juga: Otak-atik Portofolio Investasi di Tahun Politik, Instrumen Apa yang Menarik?
Sementara itu, Batavia Prosperindo Aset Manajemen menargetkan pertumbuhan rata-rata AUM dalam rentang 10%-20% secara tahunan. Hanya saja, Eri mengatakan, proyeksi dana kelolaan untuk tahun 2024 masih mencari setelan pas yakni ada sedikit fine tuning sebelum dipastikan. Per November 2023, dana kelolaan BPAM tercatat sekitar Rp 27.70 triliun.
“Dengan semakin meningkatnya literasi keuangan di masyarakat serta terus bertumbuhnya perekonomian kita, maka minat investor kedepannya saya rasa masih baik dan bertumbuh,” tutur Eri.
Guna mencapai target pertumbuhan dana kelolaan tersebut, Eri menerangkan, Batavia AM berencana menerbitkan 3-5 produk reksadana publik di tahun 2024. BPAM juga sudah meluncurkan 3 produk reksadana baru di tahun 2023 sebagai persiapan untuk menyambut tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News