kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Manajer investasi kesulitan mencari aset dasar reksadana terproteksi


Rabu, 13 Maret 2019 / 23:05 WIB
Manajer investasi kesulitan mencari aset dasar reksadana terproteksi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para manajer investasi melihat minat investor untuk berinvestasi di reksadana terproteksi masih tinggi. Namun, mereka mengaku sulit mendapatkan surat utang yang bisa dijadikan aset dasar atau underlying asset reksadana terproteksi dengan imbal hasil menarik.

Hal tersebut menerangkan penyebab terkoreksinya dana kelolaan reksadana terproteksi. Berdasarkan data Infovesta Utama, per Februari 2019, dana kelolaan reksadana terproteksi turun Rp 570 miliar secara bulanan menjadi Rp 132,46 triliun.

Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja mengatakan, minat investor terhadap reksadana terproteksi masih tinggi. Tetapi para manajer investasi terganjal sulitnya mencari underlying asset setelah medium term notes (MTN) sudah tidak bisa dijadikan aset oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Senada, Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menambahkan, minat terhadap rekasana terproteksi masih ada, tetapi untuk mencari obligasi korporasi untuk dijadikan underlying agak sulit. "Belum banyak perusahaan yang memiliki rating bagus mau mengeluarkan surat utang saat ini, kebanyakan mereka menunggu pemilu usai," kata Soni, Selasa (12/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×