kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Manajemen baru, kinerja Siloam Hospitals (SILO) makin menguat


Rabu, 27 Mei 2020 / 11:03 WIB
Manajemen baru, kinerja Siloam Hospitals (SILO) makin menguat
ILUSTRASI. Perawat MRCCC Siloam Hospitals Semanggi merapikan ruangan ruang rawat inap Ibu dan Anak VIP di lantai 32 yang akan digunakan pasien di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta, Kamis (8/9). MRCCC Siloam Hospiatals Semanggi meresmikan Ruangan VIP untuk Ibu


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - ​JAKARTA. Kinerja emiten kesehatan di tengah pandemi Covid-19 mencatatkan pergerakan positif, salah satunya PT Siloam International Hospitals (SILO). Pada hari perdagangan pertama setelah Lebaran, Selasa (26/5), saham SILO ditutup pada level Rp 5.475 atau telah naik 15 % sejak sebulan terakhir.

Bahkan, pada pekan-pekan sebelumnya saham SILO terus menunjukkan tren positif di tengah ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19.

Wakil Presiden Direktur Siloam Hospitals Grup, Caroline Riady, menyampaikan bahwa keputusan SILO memperkuat jajaran manajemen dari dua tahun lalu telah membuahkan hasil positif.

Jajaran manajemen baru yang ditunjuk adalah Varun Khanna sebagai Chief Commercial Officer (CCO), Daniel Phua sebagai Chief Financial Officer (CFO), Mona Jonathan sebagai Chief Talent Management Officer dan Ryanto Martino Tedjomulya sebagai Chief Information Officer (CIO).

Baca Juga: Saham konglomerasi cenderung turun karena proyeksi kinerja kuartal II bakal tertekan

Sejak tahun lalu, SILO membangun strategi untuk memperkuat kinerja jangka panjang. Caroline menyampaikan bahwa manajemen akan terus memperkuat SILO untuk menjadi pilihan utama masyarakat dalam layanan kesehatan.

Guna mencapai hal ini, SILO akan fokus pada strategi pertumbuhan yang berkelanjutan, pengembangan SDM yang unggul, dan pembangunan ekosistem digital yang mendukung.

Saat ini SILO memiliki tim manajemen yang solid dari berbagai latar belakang dengan pengalaman yang luas, termasuk di tingkat internasional, mulai dari keuangan, manajemen risiko, kepatuhan terhadap peraturan, investasi, serta investor relations.  

Dari segi strategi bisnis, SILO akan fokus pada penguatan pendapatan dari asset-asetnya, melalui peningkatan investasi di RS Siloam yang telah menjadi pusat keunggulan. Apalagi kebutuhan akan layanan kesehatan berkualitas di berbagai daerah semakin meningkat.

Pada 2019, perusahaan di bawah Grup Lippo ini telah menambah 3 rumah sakit baru untuk lebih menjangkau masyarakat Indonesia. Ketiga RS tersebut adalah Siloam Kelapa Dua, Siloam Paal Dua dan RSU Syubannul Wathon. Saat ini jaringan rumah sakit SILO telah tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. 

“Ke depannya, kami akan melanjutkan upaya penyediaan layanan kesehatan berkualitas ke seluruh penjuru Indonesia,” ucap Caroline dalam keterangannya, Selasa (26/5).

Sementara itu, Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menyebut bahwa di tengah Covid-19, sejumlah perusahaan masih mencatatkan kinerja yang terefleksikan dalam kenaikan harga saham, misalnya PT Siloam International Tbk (SILO).

SILO mengalami kenaikan sebesar 15 % ke level Rp 5.500. Menurut Teguh, saham SILO banyak dipengaruhi oleh sentimen positif dari Covid-19, yakni besarnya kebutuhan terhadap fasilitas kesehatan.

Teguh menambahkan bahwa pergerakan saham dalam sebulan tersebut juga menggambarkan perilaku investor maupun trader yang saat ini lebih berhati-hati. Mereka cenderung memilih saham perusahaan dengan strategi yang lebih aman dan terjamin di masa ketidakpastian. 

Baca Juga: Kinerja Siloam (SILO) akan tumbuh positif di saat pandemi covid-19, ini alasannya

Analis Pasar Modal Sukarno Alatas sebelumnya mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian akan vaksin, pandemi Covid-19 menjadi tidak jelas kapan akan tuntas.

Karena itu, prioritas masyarakat akan tertuju bagaimana menjaga kesehatan keluarga sehingga produk layanan kesehatan akan menjadi pilihan pertama dibanding konsumsi lainnya. Karena itu, emiten kesehatan seperti SILO diyakini akan memiliki kinerja positif dalam jangka panjang.

Sukarno menyebut, sektor kesehatan masih menarik karena merupakan segmen bisnis yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Apalagi, sektor rumah sakit menghasilkan pendapatan berulang (recurring income) bagi SILO. Kinerja emiten kesehatan juga didorong oleh kebijakan pembebasan bea masuk yang akan membuat bahan baku obat dan peralatan medis impor menjadi lebih murah.

“Di saat kondisi kesadaran kesehatan dan antisipasi masyarakat terhadap virus corona meningkat, seharusnya sektor kesehatan bisa diuntungkan. Maka ada peluang kinerjanya bisa lebih baik. Untuk jangka panjang, pasti positif," ucap Sukarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×