Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah. Pencapaian IHSG di 4.716,42, kemarin, membuktikan IHSG akan kembali mencetak rekor tertinggi baru dalam jangka menengah.
KArena itu, Muhammad Alfatih, Analis Samuel Sekuritas mengungkapkan, IHSG bahkan bisa mencapai ke 4.800. Akibatnya, price earning ratio (PER) IHSG sudah tinggi jika dibandingkan bursa regional. Itu membuat risiko yang harus dihadapi investor dan pelaku pasar sangat besar.
Maklum, IHSG dalam waktu dua bulan sudah mendaki 9,26%. Angka tersebut cukup fantastis. Tapi ini memang tidak bisa diambil mentah-mentah. Sebab jika dibandingkan dengan hasil laporan keuangan perusahaan yang rata-rata masih tumbuh 10% masih sejalan.
Alasan itu pula yang membuat investor asing masih terus membeli saham di Indonesia. Kemarin saja asing masih mencatatkan beli bersih mencapai Rp 823 miliar. Dus, likuiditas di pasar sangat melimpah. Ini pula yang menjadi alasan IHSG terus menanjak. Saya memproyeksi IHSG dalam jangka panjang bisa menuju ke 5.200.
Meski demikian, Saya menyarankan kepada para investor untuk mulai berhati-hati dan lebih selektif memilih saham untuk dijadikan ladang investasi. Potensi pelemahan dalam jangka pendek sangat terbuka lebar. Saat ini, masuknya dana asing menjadi penopang indeks.
Saham yang masih bisa diakumulasi beli diantaranya, saham sektor infrastruktur seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), sektor konsumer seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Menurut konsensus para analis, secara fundamental saham ini masih ada potensi naik. Begitu juga secara teknikal.
Saham yang patut diwaspadai kenaikannya adalah saham sektor properti karena berisiko besar. Selain itu, saham pertambangan dan perkebunan. Saran saya, investor tetap memanfaatkan momentum jangka pendek. Dan lebih memilih saham dengan fundamental yang bagus. Pada kedua sektor tersebut jangan masuk banyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News