Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengkonfirmasi rencana Government of Singapore Investment Corporation (GIC) untuk masuk ke dalam anak usahanya, PT Margautama Nusantara (MUN). Emiten tol Grup Salim itu telah meneken perjanjian terkait rencana penambahan modal MUN.
Pada tanggal 3 November 2023, MUN telah menandatangani dua perjanjian. Pertama, perjanjian pengambil bagian saham dengan Warrington Investment Pte. Ltd. (WIPL). Kedua, perjanjian pengambil bagian saham dengan PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI).
WIPL merupakan perusahaan induk investasi yang dibentuk dan didirikan di Singapura dan merupakan anak perusahaan GIC Ventures, perusahaan di bawah naungan Kementerian Keuangan yang memiliki dan mengelola aset Pemerintah Singapura.
Baca Juga: Bunga The Fed Tetap, IHSG Hijau, Berikut Bekal Rekomendasi Saham Hari Ini dari Analis
Sedangkan MPTI merupakan anak usaha tidak langsung dari Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC) yang juga merupakan operator jalan tol di Filipina. Terdapat hubungan afiliasi antara META, MUN, dan MPTI, mengingat MPTI juga merupakan holding company dari META.
Head of Corporate Communication & CSR Nusantara Infrastructure, Indah D.P. Pertiwi mengungapkan META melalui MUN telah menandatangani perjanjian pengambilbagian saham dengan WIPL dan MPTI. Tujuannya untuk menyelesaikan pelunasan hutang pembelian MBZ, yang diakuisisi pada Desember tahun lalu.
“Corporate action ini diharapkan dapat semakin memperkuat kinerja keuangan perusahaan saat ini dan ke depannya," ungkap Indah dalam keterangan tertulis, Senin (6/11).
Sekadar mengingatkan, META melalui MUN telah mengakuisisi 40% saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), pengelola ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated alias Tol Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ). Dalam catatan Kontan.co.id, MUN membeli 2,26 juta lembar saham atau setara 40% kepemilikan JJC dengan nilai Rp 4,38 triliun.
Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, penyelesaian rencana penambahan modal yang dilaksanakan MUN berdasarkan perjanjian-perjanjian di atas, tunduk pada pemenuhan kondisi yang telah ditentukan dalam perjanjian masing-masing, termasuk memperoleh persetujuan yang diperlukan berdasarkan peraturan yang berlaku.
Baca Juga: Beban Bunga Akuisisi MBZ Menekan Kinerja META
Indah belum memberikan konfirmasi terkait skema dan nilai transaksi. Dia menegaskan, keterangan lebih lanjut mengenai dampak atas rencana penambahan modal MUN akan dijabarkan dalam Keterbukaan Informasi Transaksi Material dan Transaksi Afiliasi bersamaan dengan Pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
“Terkait dengan detail informasi, kami akan sampaikan secara resmi melalui keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mohon ditunggu,” jelas Indah.
Adapun, jika merujuk pada keterangan perusahaan Grup Salim First Pacific Company Limited, MUN menandatangani share subscription agreement dengan WIPL untuk penyertaan atas 2.673 saham utama, yang mewakili sekitar 33% kepemilikan ekuitas di MUN. Nilainya mencapai HK$ 1,6 miliar atau US$ 209,9 juta, sekitar Rp 3,31 triliun.
Selain itu, MUN juga menandatangani separate share subscription agreement dengan MPTI, untuk pemesanan 833 saham utama MUN atau mewakili 10,3% kepemilikan saham. Total pembelian mencapai HK$ 510,4 juta atau US$ 65,4 juta, sekitar Rp 1,03 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News