kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

LQ45 Melaju Lebih Kencang Daripada IHSG, Simak Rekomendasi Berikut


Jumat, 25 Maret 2022 / 07:30 WIB
LQ45 Melaju Lebih Kencang Daripada IHSG, Simak Rekomendasi Berikut


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks LQ45 mencatatkan kinerja yang lebih tinggi dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Secara year to date (ytd) sampai dengan Kamis (24/3), indeks LQ45 meningkat 10,18%, sementara IHSG hanya naik 7,11%.

Dari 45 saham yang menjadi anggota indeks LQ45, sebanyak 28 saham mencatatkan kenaikan harga. Mayoritas saham yang menghijau berasal dari sektor komoditas pertambangan, energi, dan perbankan.

Lima saham dengan kenaikan harga tertinggi secara ytd adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang meningkat 44,76% menjadi Rp 6.775 per saham, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 36,27% menjadi Rp 27.800 per saham, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terkerek 30,90% ke Rp 610 per saham, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) naik 30,37% menjadi Rp 9.550 per saham, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 28% menjadi Rp 2.880 per saham.

Baca Juga: IHSG Rekor Pada Kamis (24/3), BBRI, BMRI, BBNI Paling Banyak Dibeli Asing

Di sisi lain, sisa 16 saham yang menjadi konstituen LQ45 mencatatkan penurunan harga. Daftar saham berkinerja kurang baik ini kebanyakan diisi oleh saham sektor barang konsumsi, konstruksi, semen, menara telekomunikasi, poultry, dan teknologi.

Lima saham dengan penurunan terdalam secara ytd adalah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang merosot 23,26% menjadi Rp 330 per saham, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 17,76% ke Rp 3.380 per saham, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) minus13,22% menjadi Rp 7.550 per saham, PT XL Axiata Tbk (EXCL) terkoreksi 12,93% ke Rp 2.760 per saham, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) turun 10,24% menjadi Rp 570 per saham.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, penurunan harga pada saham-saham yang berasal dari sektor barang konsumsi, konstruksi, semen, menara telekomunikasi, dan poultry disebabkan oleh adanya konflik Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut menyebabkan harga komoditas yang menjadi bahan baku emiten-emiten bersangkutan menjadi naik.

Baca Juga: Pendapatan Sejumlah Emiten Melonjak di 2021, Begini Rekomendasi Sahamnya

Rotasi investasi ke saham-saham berbasis komoditas dan perbankan juga berperan terhadap pergerakan saham-saham yang berkinerja merah. "Meskipun kinerja keuangannya baik, likuiditas tidak masuk ke sana sehingga pergerakannya cenderung sideways bahkan melemah," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Kamis (24/3).

Herditya melihat sebagian emiten yang menjadi pemberat indeks LQ45 memiliki prospek yang cukup baik. Emiten barang konsumsi dan penyedia menara cukup baik untuk diakumulasi seiring dengan adanya potensi kenaikan permintaan bahan pokok dan data internet saat momentum Ramadan serta Lebaran.

Ada tiga saham yang tergolong menarik untuk dicermati, yaitu PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Jika menembus Rp 1.070, TOWR dapat dibeli dengan target harga Rp 1.150 per saham.

Baca Juga: Usai Sentuh All Time High, IHSG Diproyeksi Rawan Koreksi pada Jumat (25/3)

Lalu, TBIG disarankan beli dengan target harga Rp 3.080 dan beli MYOR dengan target harga Rp 3.000 per saham. "Ketiga emiten ini saya perkirakan sedang memulai fase reversalnya untuk membentuk uptrend," ucap Herditya.

Lebih lanjut, Herditya menilai, secara teknikal saham sektor poultry, yakni PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) juga cukup menarik untuk diperhatikan. Namun, pelaku pasar diimbau untuk tetap memperhatikan level-level support.

Untuk sektor semen, secara teknikalnya juga cukup menarik, terutama untuk jangka pendek terlebih dahulu. Sementara untuk sektor konstruksi, Herditya belum dapat berkomentar dan memberikan prediksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×