Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Seperti prediksi para analis, penerbitan obligasi PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) laris manis. Perseroan kini telah mengantongi amunisi sebesar US$ 150 juta dari obligasi untuk membiayai proyek mall dan rumah sakit.
LPKR melalui anak usahanya, Theta Capital Pte Ltd, menerbitkan obligasi itu dengan tenor 8 tahun. Obligasi baru ini ditawarkan pada harga 100 (par), dengan imbal hasil sebesar 7%. Dari hasil penawaran, obligasi ini kelebihan permintaan hingga US$ 900 juta alias oversubscribed sebesar 6,3 kali.
Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur LPKR mengatakan, 80% dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk pengembangan proyek-proyek properti baru termasuk rumah sakit dan mal. Sementara sisanya untuk modal kerja.
Sebelumnya, LPKR juga mendapat amunisi pendanaan dari pelepasan sebagian saham anak usahanya PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). LPKR meraup dana Rp 858 miliar dari penjualan 82,5 juta saham SILO di harga Rp 10.400 per saham.
Ketut bilang, saat ini perseroan memang tengah mencari pendanaan besar untuk menggarap proyek properti. "Respons dari investor global cukup positif atas penerbitan obligasi ini," jelasnya, Senin (7/4). Investor Asia mendapat alokasi sebesar 87% dan sisanya untuk investor Eropa. Dia bilang, sebesar 83% dialokasikan untuk para asset managers, dan 17% untuk private banks.
Sebagai informasi saja, dalam penerbitan obligasi ini, Deutsche Bank dan Citi bertindak sebagai Joint Global Coordinator dan Joint Bookrunners, sementara Bank of America Merrill Lynch, Credit Suisse, Citi dan Deutsche Bank bertindak sebagai Joint Bookrunners.
Obligasi tersebut mendapat peringkat Ba3 dari Moody`s, BB – masing-masing dari S&P dan Fitch dengan outlook stabil.
Fitch Ratings dalam risetnya mengatakan, tahun 2014 ini, marketing sales LPKR didorong proyek kelas menengah, seperti proyek di Bintaro dan St Moritz Makassar yang menelan investasi hingga Rp 500 miliar. Berbagai diversifikasi bisnis yang dilakukan LPKR juga akan menopang pendapatan tahun ini, seperti bisnis rumah sakit dan investasi di mall.
Jacintha Poh, Analis Moody's mengatakan, LPKR punya fleksibilitas untuk menggabungkan beberapa pendanaan dari utang termasuk dari penerbitan obligasi yang diusulkan ini untuk mendanai belanja modalnya.
"LPKR terlihat cukup konsisten dalam menjaga posisi kas dan mempertahankan profil utang jatuh tempo yang seimbang," tandasnya. Dia memprediksi pendapatan LPKR akan tumbuh 15% di tahun 2014 didorong dari proyek township Lippo Cikarang dan pengembangan Kemang Village serta St. Moritz.
Merespons penerbitan obligasi ini, saham LPKR menghijau 3% menuju level Rp 1.195 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News