Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir pekan lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali melakukan suspensi terhadap saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS). Pasalnya, sejak melaksanakan initial public offering (IPO) harga saham KIOS terus meroket.
Saat resmi melantai di bursa 5 Oktober 2017, KIOS melepas saham seharga Rp 300 per saham. Sehari sebelum disuspensi, yakni pada perdagangan Kamis (19/10), harga saham KIOS sudah melesat ke Rp 3.310 per saham. Dengan demikian, harga saham KIOS sudah menanjak 1.003,33%.
Kenaikan harga saham yang signifikan, ternyata belum sejalan dengan fundamental KIOS. Pada April 2017, KIOS mencatat kenaikan penjualan bersih sebesar 445,91% year on year (yoy) menjadi Rp 25,96 miliar. Namun, perusahaan rintisan ini masih mencatat kerugian sebesar Rp 4,45 miliar. Besar kerugian ini meningkat dari April 2016 yang sebesar Rp 2,91 miliar.
Pada komponennya terlihat bahwa beban pokok penjualan meningkat signifikan dari Rp 5,12 miliar pada April 2016 menjadi Rp 25,50 miliar di April 2017. Beban usaha juga naik dari Rp 3,66 miliar di April 2016 menjadi Rp 6,50 miliar di April 2017.
“Ini kan naiknya tidak wajar. Di-autoreject dan disuspensi, tapi naik lagi. Bisa dibilang salah satu tipe saham gorengan,” ujar analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra.
Menurut Aditya, untuk menilai prospek suatu saham, investor perlu melihat dari sudut pandang industri dan kinerja perusahaan.
Ia menilai, kenaikan saham yang wajar harus diiringi dengan fundamental yang kuat. Meskipun, dalam hal ini, Aditya tak menampik adanya pengaruh industri. KIOS memang berada di industri yang cukup bagus.
Menjadi bagian dari perusahaan rintisan alisas start up, menurut Aditya, tak menutup kemungkinan bahwa pelaku pasar berbondong melirik KIOS karena dianggap berada di sektor yang seksi. Tren start up terbilang baru di Indoneisa. Namun, perusahaan di sektor ini sudah berkembang banyak.
Ke depannya, Aditya melihat, tetap ada tanangan bagi perusahaan rintisan. “Mereka masih memasuki masa-masa awal berdiri, ada industry cycle juga yang harus dilewati,” paparnya.
Sebagai perusahaan rintisan pertama yang melantai di bursa, KIOS akan menjadi contoh. Ketika KIOS berhasil menata kembali laporan keuangan perusahaan, dan tetap bisa mempertahankan kenaikan harga saham, ke depannya akan memberikan sinyal positif bagi perusahaan rintisan lain yang ingin melantai di bursa.
Adapun saat ini, kata Aditya, harga saham KIOS memang sudah tergolong mahal. Ia tak menyaranakan investor untuk masuk, mengingat faktor risiko yang besar.
Sementara itu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Josscarios melihat, adanya potensi penurunan harga saham KIOS ke depannya, karena aksi profit taking.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News