Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Efek data AS
Namun, dalam jangka pendek Ibrahim memprediksi kenaikan harga batubara akan cenderung terbatas. Itu pun bergantung pada data ekonomi AS. Kemarin, AS mengumumkan non-farm payroll di Agustus mencapai 201.000, jauh lebih tinggi ketimbang proyeksi dan realisasi bulan sebelumnya. Dus, ada kemungkinan harga batubara kembali tertekan.
Sentimen perang dagang AS dan China juga dapat membayangi prospek harga batubara. Efek perang dagang membuat perekonomian China melambat, sehingga bisa memicu berkurangnya permintaan batubara dari negara itu.
Belum lagi, AS juga mulai membidik Jepang sebagai sasaran kebijakan tarif impor. Jika dampaknya serupa dengan China, maka pergerakan harga batubara bisa terganggu. Ini mengingat permintaan batubara dari Jepang juga tergolong tinggi.
Ibrahim memproyeksikan harga batubara berada di kisaran US$ 112,90–US$ 115,10 per metrik ton di awal pekan depan. Sedangkan dalam sepekan, Deddy menebak, si hitam bisa ada dalam rentang US$ 112,30–US$ 115,00 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News