kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lock-Up Saham BUKA Dibuka, Analis Menilai Pemegang Saham Masih Menahan Kepemilikan


Senin, 28 Maret 2022 / 14:55 WIB
Lock-Up Saham BUKA Dibuka, Analis Menilai Pemegang Saham Masih Menahan Kepemilikan
ILUSTRASI. Hari ini merupakan hari perdagangan perdana setelah masa lock-up BUKA resmi berakhir pada Sabtu, 26 Maret 2022.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bukapalak.com Tbk (BUKA) tercatat naik 6,49% ke level Rp 328 per saham pada sesi I perdagangan Senin (28/3). Bahkan, BUKA sempat menyentuh harga Rp 340 per saham menjelang akhir perdagangan sesi I.

Padahal, hari ini merupakan hari perdagangan perdana setelah masa lock-up (larangan mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan) resmi berakhir pada Sabtu, 26 Maret 2022. Sebagaimana diketahui, BUKA memberlakukan lock-up untuk sebagian pemegang saham selama delapan bulan terhitung sejak tanggal efektif initial public offering (IPO) 26 Juli 2021.

Analis Samuel Sekuritas M. Farras Farhan menilai, kenaikan harga BUKA tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan besar mayoritas pemegang saham yang sebelumnya terkena lock-up masih menahan kepemilikannya di BUKA. Meskipun begitu, sudah pasti ada beberapa investor, terutama investor lama yang mengurangi porsi kepemilikannya.

Baca Juga: Ramai Aksi Merger dan Akuisisi Emiten di Awal 2022, Siapa Saja?

Hal tersebut dilakukan untuk merealisasikan keuntungan terlebih dahulu. Memang, sebelum naik ke posisi Rp 328 per saham, harga BUKA di awal perdagangan Senin (28/3) sempat merosot hingga menyentuh level Rp 296 per saham.

Menurut Farras, setelah lock-up, saham BUKA memiliki dua skenario. Pertama, apabila investor lama menjual semua kepemilikannya, maka jumlah saham yang dapat dibeli di pasar ada sekitar 50%. Kedua, apabila investor lama masih yakin dengan prospek usaha Bukalapak, maka harga saham akan terjaga dan jumlah saham yang dapat dibeli di pasar ada sekitar 25%.

Sebelum hari ini, sebenarnya saham BUKA sudah beberapa hari memperlihatkan kenaikan. Dari lima hari perdagangan pekan lalu, BUKA ditutup positif selama tiga hari perdagangan dengan akumulasi kenaikan 24,38%. Sementara itu, dalam dua hari perdagangan yang negatif, BUKA hanya menunjukkan akumulasi penurunan 9,25%.

Baca Juga: Lebih Mahal dari Grab, Tellimer Menyarankan Investor Berhati-hati Menyikapi IPO GOTO

Farras menilai, kenaikan BUKA dalam beberapa hari terakhir terbilang wajar. "Pasalnya, apabila dibandingkan dengan peers-nya, valuasi BUKA sudah sangat discount jadi wajar saja kalau ada aksi beli besar-besaran," tutur Farras saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (28/3).

Menurut Farras, di harga Rp 334 per saham, BUKA diperdagangkan dengan EV/Sales sebesar 5,0x. Rasio tersebut lebih rendah dari perusahaan lain di sektor yang sama, seperti SEA Ltd. dan Shopify.

"Meskipun begitu, tetap ada risiko karena BUKA belum menunjukkan pergerakan yang clear untuk bisa mencapai profitabilitas. Perlu dicermati kembali laporan keuangan 2021," ucap Farras. Saat ini, Farras masih melihat potensi kenaikan BUKA dengan target harga Rp 400 per saham

Sebagai informasi, jumlah pemegang saham yang wajib lock-up saham BUKA selama delapan bulan terdiri dari 235 pihak, baik investor individu maupun institusi. Di samping itu, ada juga para pemegang saham yang melakukan lock-up secara sukarela. Mereka telah sepakat untuk tidak menjual atau mengalihkan 90% sahamnya sampai dengan delapan bulan setelah tanggal efektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×