kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima tema besar bagi investor global pekan depan


Sabtu, 05 Mei 2018 / 21:08 WIB
Lima tema besar bagi investor global pekan depan
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Yudho Winarto

4. Euro Pain

Lonjakan dollar AS telah datang sebagai hadiah musim semi yang tak terduga untuk pasar saham zona euro setelah hasil kuartal pertama terpukul dari kekuatan mata uang tunggal itu.

Penurunan euro baru-baru ini ke posisi terendah empat bulan membantu saham-saham euro mengungguli Wall Street untuk bulan kedua berjalan pada bulan April. Mei adalah awal yang baik dan beruntun selama tiga bulan, jika terwujud, akan menjadi yang terpanjang sejak Januari-Maret 2015 ketika euro mencapai posisi terendah 12 tahun terhadap dollar AS.

Pertumbuhan laba untuk perusahaan-perusahaan zona euro dalam indeks STOXX 600 terlihat meningkat menjadi 4,5% pada kuartal kedua dari 1,4% yang diharapkan untuk yang pertama. Dalam dua kuartal terakhir 2018, mereka terlihat naik 18,7% dan 13,7%, menurut data Thomson Reuters.

Benar, ada variabel lain juga, khususnya kecepatan di mana Bank Sentral Eropa akan menghentikan stimulus. Namun perubahan yang hawkish di sana terlihat sebagai prospek yang jauh dan sementara itu, investor saham euro harus menikmati perjalanan.

5. Out of Stock?

Untuk semua pembicaraan tentang ketahanan Asia terhadap guncangan, investor asing ketakutan pada tanda-tanda pertama kenaikan hasil dan harga minyak AS. Hal ini terlihat pada Indonesia, India, Thailand, Korea Selatan dan Malaysia di mana kelima negara ini melihat arus modal asing keluar dari pasar obligasi dan pasar saham.

Keluarnya modal asing tersebut akhirnya memaksa bank-bank sentral untuk campur tangan untuk membatasi depresiasi mata uang, sementara secara bersamaan mengambil langkah-langkah untuk menjaga pasar domestik cair mungkin. Mereka enggan menaikkan suku bunga. Tetapi itu berarti menggali cadangan devisa yang telah mereka bangun sejak serangan volatilitas di masa lalu. Indonesia sendiri telah menghabiskan US$ 6 miliar dari cadangan ini selama bulan Februari dan Maret untuk membendung penurunan rupiah.

Baik Filipina dan Indonesia merilis data cadangan devisa pekan depan. Para investor juga bisa menanti penghitungan aliran dana asing ke pasar obligasi selama bulan April. Titik-titik data tersebut harus menunjukkan seberapa jauh ekonomi ini dapat bergantung pada intervensi saja untuk mempertahankan pasar mereka karena dollar AS terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×