kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.199   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.108   11,47   0,16%
  • KOMPAS100 1.063   0,60   0,06%
  • LQ45 836   0,73   0,09%
  • ISSI 215   0,25   0,12%
  • IDX30 427   0,78   0,18%
  • IDXHIDIV20 516   2,16   0,42%
  • IDX80 121   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 143   0,32   0,23%

Level US$ 18.000 Jadi Area Paling Menarik untuk Akumulasi Bitcoin


Senin, 20 Juni 2022 / 16:30 WIB
Level US$ 18.000 Jadi Area Paling Menarik untuk Akumulasi Bitcoin
ILUSTRASI. Bitcoin. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badai yang menimpa pasar aset kripto masih terus berlanjut. Setelah tembus ke level US$ 20.000, koreksi Bitcoin kembali berlanjut hingga sempat menyentuh level US$ 17.601 per BTC pada Sabtu (18/6), level tersebut merupakan yang terendah sejak November 2020 silam.

Namun, kini harga Bitcoin berhasil merangkak naik. Merujuk Coinmarketcap, pada hari ini, Senin (20/6) pukul 16.00 WIB, harga Bitcoin berada di level US$ 20.433,54 per BTC. Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin berhasil naik 9,97%.

CEO Triv Gabriel Rey mengungkapkan, selain kenaikan suku bunga The Fed dan tingginya inflasi, pasar kripto juga tengah dihantui permasalahan pada industrinya. Masalah tersebut datang dari Celcius dan Three Arrow Capital, sebuah perusahaan kripto yang mempunyai cara kerja seperti bank, menerima dana dari masyarakat untuk diputarkan dan memberikan bunga ke para penyimpan dana.

Baca Juga: Tren Bearish Bitcoin Diperkirakan Belum Akan Berakhir dalam Waktu Dekat

Sayangnya, baik Celcius maupun Three Arrow Capital saat ini portofolionya mencatatkan loss semua di tengah turunnya harga aset kripto. Bahkan, untuk Celcius kini sudah menghentikan proses withdrawal nasabah dan ditengarai punya skala masalah yang lebih besar ketimbang permasalahan UST/Terra kemarin.

“Alhasil, banyak investor kripto yang khawatir dan takut akan dampak domino yang mungkin ditimbulkan dari permasalahan tersebut. Alhasil aset kripto semakin berada dalam tekanan dengan kondisi tersebut,” kata Gabriel ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (20/6).

Menurut Gabriel selama kedua perusahaan tersebut belum bisa memberikan solusi, maka harga Bitcoin dan aset kripto lainnya masih akan terus berada dalam tekanan. 

Padahal, dia melihat dari fundamental Bitcoin sebenarnya tidak ada masalah. Sentimen negatif dari eksternal yang justru berkontribusi terhadap koreksi harga Bitcoin belakangan.

Ia meyakini, saat ini jumlah pengguna Bitcoin masih terus bertambah, lalu dari sisi ekosistem juga terus lebih baik. Hal tersebut yang pada akhirnya juga membuat investor institusional sejauh ini masih bertahan dan belum melakukan aksi jual secara besar-besaran. 

Ke depan, ia memperkirakan sentimen yang bisa mengangkat harga Bitcoin adalah ketika Ethereum berhasil upgrade menjadi Ethereum 2.0. Proses tersebut diperkirakan baru akan terjadi di akhir tahun nanti. Dengan adanya upgrade tersebut, nantinya Ethereum akan berbasis Proof of Stake dan bebas penambang sehingga menjadi lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Harga Bitcoin Kembali di Atas Ambang Batas US$ 20.000, Tetap Bertahan?

“Ketika hal tersebut direalisasikan, maka harga Ethereum akan menguat, baru kemudian disusul oleh Bitcoin,” tambah Gabriel.

Gabriel percaya, siklus bearish Bitcoin ini akan berakhir dan kembali menjadi berbalik arah menguat. Oleh karena itu, investor disarankan memanfaatkan momentum koreksi untuk melakukan akumulasi dengan cara Dollar Cost Averaging (DCA).

“Level US$ 18.000 - US$ 19.000 merupakan area paling bagus untuk akumulasi karena pada level ini, Bitcoin sudah oversold dilihat dari berbagai faktor teknikalnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×