kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Level CDS Indonesia Tinggi, Risiko Investasi Meningkat


Selasa, 10 Mei 2022 / 17:11 WIB
Level CDS Indonesia Tinggi, Risiko Investasi Meningkat
ILUSTRASI. CDS tenor 5 tahun yang naik tajam mengindikasikan risiko untuk jangka pendek Indonesia meningkat.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi risiko terhadap Indonesia kembali meningkat yang tercermin dari naiknya level credit default swap (CDS). Berdasarkan Bloomberg, level CSD Indonesia untuk tenor 5 tahun berada di 131,48 pada Selasa (10/5), angka tersebut naik tajam dibanding posisi akhir pekan lalu yang masih di level 106,74.

Jika dilihat, CDS tenor 5 tahun yang naik tajam mengindikasikan risiko untuk jangka pendek Indonesia meningkat. Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan ketika CDS naik berarti ongkos untuk investor asing melakukan lindung nilai atau hedging terhadap surat utang Indonesia semakin tinggi.

"Tujuan dari CDS itu seperti insurance jika ada satu surat utang yang gagal bayar maka lembaga keuangan yang menerbitkan CDS ini yang akan menanggung beban pokok dari surat utang tersebut," ucap Mikail kepada Kontan.co.id, Selasa (10/5). 

Baca Juga: Yield SUN Tembus 7%, Menyusul US Treasury yang Makin Tinggi

Mikail mengatakan kalau CDS naik artinya beban investor asing untuk beli surat hutang Indonesia semakin tinggi. Konsekuensinya yield yang ditawarkan harus lebih tinggi lagi untuk mengkompensasi kenaikan risiko tersebut. 

Menurut Mikail, kenaikan CDS ini disebabkan adanya kekhawatiran investor terhadap resesi dan stagflasi di Amerika dan Eropa. Pasalnya, The Fed akan lebih agresif dengan menaikkan suku bunga dan berlanjutnya embargo di Rusia yang akan mendorong harga energi semakin naik. 

Mikail mengatakan kenaikan CDS ini akan masih berlanjut sampai bulan depan tetapi kenaikannya akan cenderung terbatas karena yield Indonesia masih cukup menarik sehingga dapat menarik arus modal asing masuk ke Indonesia. 

Baca Juga: Tekanan Eksternal Berpotensi Memicu Pelemahan Rupiah Kembali pada Rabu (11/5)

Walaupun begitu, Mikail merasa bahwa perekonomian Indonesia masih keliatan cukup aman sehingga kalau ekonomi global mengalami resesi atau terjadi depresi, Indonesia masih bisa mengatasinya karena pertumbuhan ekonomi cukup kuat dan pemerintah masih bisa mengendalikan inflasi serta neraca perdagangan Indonesia masih surplus. 

Namun, dia melihat imbas dari naiknya CDS Indonesia akan mempengaruhi dari hasil lelang SUN maupun SBSN sehingga membuat harga jadi turun dan menyebabkan yield menjadi naik. 

"Sehingga bisa saja menyebabkan investor asing berkurang dan terbatas karena adanya kekhawatiran akan terjadinya resesi," ujar Mikail.

Mikail menyarankan dengan terjadinya kenaikan pada CDS ini berarti risiko juga ikut naik, Sehingga investor bisa beralih ke tenor lebih pendek. Surat utang dengan tenor yang lebih pendek dapat mengurangi kekhawatiran akan gagal bayarnya pada surat obligasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×