kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Lelang SUN pekan depan diramal capai Rp 18 triliun


Jumat, 21 April 2017 / 20:48 WIB
Lelang SUN pekan depan diramal capai Rp 18 triliun


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa, (25/4) berpotensi meraih penawaran melebihi target indikatif yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 15 triliun.

Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementrian Keuangan menyebutkan, ada enam seri obligasi pemerintah yang akan dilelang pekan depan.

Pertama, SPN03170726 dengan imbalan diskonto yang tenggat waktunya 26 Juli 2017. Kedua, SPN12180104 dengan imbalan diskonto yang akan jatuh tempo pada 4 Januari 2018.

Ketiga, FR0061 dengan kupon 7% yang akan kadaluwarsa pada 15 Mei 2022. Keempat, FR0059 dengan kupon 7% tenggat waktunya pada 15 Mei 2027.

Kelima, FR0072 dengan kupon 8,25% yang akan kadaluwarsa pada 15 Mei 2036. Keenam, seri FR0067 dengan imbalan 8,75%. Surat utang tersebut bakal jatuh tempo pada 15 Februari 2044.

Jika tak ada aral melintang, lelang akan dilaksanakan pada pada Selasa (25/4) mulai pukul 10.00 WIB -12.00 WIB.

Dari lelang tersebut, pemerintah mematok target indikatif Rp 15 triliun dengan target maksimal Rp 22,5 triliun. Dana hasil lelang ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

Senior Research Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo berpendapat, lelang pekan depan bakal melebihi target indikatif yang ditetapkan pemerintah. Bahkan, diperkirakan akan mencapai Rp 16 triliun sampai Rp 18 triliun.

Ramainya lelang Selasa pekan depan juga lantaran pasar obligasi dalam negeri masih terhitung seksi.

Lihat saja pergerakan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang disusun oleh Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA). Sejak awal tahun hingga 21 April 2017, pergerakan tersebut sudah naik 6,48% ke level 222.01.

Pergerakan yang terhitung positif juga disebabkan oleh Bank Indonesia (BI) yang masih mempertahankan suku bunga acuan 7 days repo rate di level 4,75%. Apalagi, faktor fundamental dalam negeri yang kokoh semisal inflasi masih terjaga juga nilai tukar rupiah masih cukup stabil di kisaran Rp 13.300-Rp 13.400 membawa angin segar pada surat utang domestik.

"Selama imbal hasil yang diharapkan investor masuk dalam hitungan pemerintah, target indikatifpun akan tercapai, bahkan oversubscribed," jelasnya.

Namun, Beben mengingatkan, tekanan negatif yang berasal dari global tak luput menghantui kondisi pasar surat utang dalam negeri. Acap kali, pasar obligasi akan cukup berimbas dan terjadi koreksi adanya sentimen global tersebut.

Misalnya saja, yang terbaru seperti serangan Amerika Serikat ke Timur Tengah serta konflik Semenanjung Korea. Meski begitu, kondisi tersebut diperkirakan tidak memberikan tekanan yang signifikan pada pasar obligasi saat ini.

"Tekanan The Fed yang akan menaikkan suku bunga dua kali lagi serta Trump Effect yang menurut kami akan berimbas signifikan di pasar surat utang domestik," tambah Beben.

Dengan melihat hal tersebut, juga membuat investor masih akan memilih seri-seri bertenor pendek. Semisal, SPN3170726 dan SPN12180104.

"Kami melihat investor memang masih cukup berhati-hati, sehingga seri bertenor pendek masih menjadi primadona," katanya.

Asal tahu saja, lelang SUN sebelumnya pada Selasa (11/4), penawaran yang masuk mencapai Rp 41,89 triliun sedang nominal yang dimenangkan pemerintah mencapai Rp 17 triliun.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×