Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (13/9) berpeluang akan mengalami kelebihan penawaran alias over subscribe.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memproyeksikan, lelang SUN pekan depan akan over subscribe hingga Rp 25 triliun - Rp 30 triliun. Jika terwujud, angka tersebut mengungguli total penawaran pada lelang SUN dua pekan sebelumnya.
Ramainya lelang pekan depan disebabkan oleh dua faktor. Pertama, kondisi pasar surat utang domestik yang telah membaik. Dua pekan lalu, pasar modal Indonesia sempat tertekan akibat menguatnya spekulasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Walhasil, investor cukup menahan diri untuk menghimpun obligasi negara dari pasar perdana. "Tapi rilis data tenaga kerja AS yang belum baik menurunkan peluang kenaikan suku bunga. Situasi pasar obligasi Indonesia sudah improve," jelasnya.
Kedua, pemerintah kembali reopening dua seri baru dalam lelang, yakni FR0059 dan FR0061. Disinyalir kedua efek tersebut akan menjadi SUN seri acuan (benchmark) tenor lima tahun dan 10 tahun untuk tahun 2017. Pelaku pasar diprediksi akan berburu calon benchmark ini.
Memang kupon FR0059 dan FR0061 yang masing-masing 7% lebih rendah ketimbang kupon SUN benchmark tahun 2016. Sekadar informasi, kupon SUN benchmark tenor lima tahun FR0053 mencapai 8,25%. Sementara kupon seri acuan tenor 10 tahun FR0056 tercatat 8,37%.
"Tapi dari segi pricing, FR0059 dan FR0061 lebih menarik. Lelang kali ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk mendapatkan SUN benchmark dengan harga lebih murah," imbuhnya.
Mengacu Bloomberg pada Kamis (8/9), harga FR0059 mencapai 100,4%. Sementara harga FR0061 sebesar 101,6%. Bandingkan dengan harga FR0053 yang ditutup pada 106,7% serta FR0056 yang sudah melonjak hingga 110,8%.
Oleh karena itu, Made menilai, seri FR0059 dan FR0061 akan menjadi primadona dalam lelang SUN pekan depan. Namun, investor asing akan cenderung menahan diri. Pelaku pasar memang tengah menantikan rilis data inflasi AS pekan depan.
Jika inflasi Negeri Paman Sam sesuai target yang dipatok 2%, spekulasi kenaikan suku bunga acuan AS akan kembali mencuat. "Bisa cenderung volatile," pungkasnya.
Asal tahu saja, mengacu situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, ada lima seri obligasi negara yang bakal dijajakan oleh pemerintah pekan depan.
Pertama, SPN12170914 dengan imbalan diskonto yang tenggat waktunya 14 September 2017. Kedua, FR0061 dengan kupon 7% yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2022.
Ketiga, FR0059 dengan kupon 7% yang bakal kadaluwarsa pada 15 Mei 2027. Keempat, FR0073 dengan kupon 8,75% yang tenggat waktunya 15 Mei 2031. Kelima, FR0067 dengan kupon 8,75% yang akan jatuh tempo pada 15 Februari 2044.
Penjualan SUN tersebut akan menggunakan sistem pelelangan yang digelar Bank Indonesia. Lelang pekan depan bersifat terbuka (open auction) dengan metode harga beragam (multiple price). Obligasi negara yang dijajakan akan memiliki nominal per unit sebesar Rp 1 juta.
Dari lelang pekan depan, pemerintah mematok target indikatif Rp 12 triliun dan target maksimal Rp 18 triliun. Dana hasil lelang ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
Lelang pada Selasa (13/9) akan dimulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Setelmen bakal dihelat pada Kamis (15/9).
Sekadar mengingatkan, pada lelang SUN sebelumnya Selasa (30/8), pemerintah meraup dana Rp 13 triliun dari total penawaran Rp 22,11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News