Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kenaikan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Rabu (7/9) minim.
Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Rabu (7/9), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,03% dibandingkan hari sebelumnya ke level 117,49.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menjelaskan, harga obligasi negara pada awal perdagangan kemarin sempat menanjak. Hal ini ditopang oleh keperkasaan mata uang Garuda di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).
Di pasar spot Rabu (7/9), nilai tukar rupiah menguat 0,32% ke Rp 13.085 per dollar AS.
Namun, investor menggelar aksi ambil untuk (profit taking). Walhasil, harga SUN koreksi hingga mendekati level penutupan sebelumnya.
"Minimnya katalis pada perdagangan kemarin menyebabkan investor cenderung melakukan trading jangka pendek," tuturnya.
Berpotensi menanjak
Made memproyeksikan, pada perdagangan hari ini, harga obligasi negara masih akan bergerak fluktuatif dengan potensi kenaikan.
Hal ini didukung oleh rilis data cadangan devisa kemarin. Menjelang berakhirnya sesi perdagangan Rabu (7/9), Bank Indonesia (BI) menyampaikan cadangan devisa per Agustus 2016 mencapai US$ 113,5 miliar. Angka tersebut meningkat ketimbang posisi Juli 2016 yang tercatat US$ 111,4 miliar.
Penambahan cadangan devisa tersebut ditopang oleh penerimaan pajak dan devisa migas, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, dan hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Pertumbuhan tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.
"BI menyatakan cadangan devisa per akhir Agustus 2016 tersebut cukup untuk membiayai 8,7 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," tuturnya.
Selain itu, besaran cadangan devisa tersebut juga mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia di waktu mendatang.
Sehingga Made memprediksi, dengan kenaikan cadangan devisa tersebut, BI bakal mampu meredam gejolak di pasar valuta apabila Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunga acuannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News