Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seperti sudah diperkirakan banyak kalangan, kenaikan bunga acuan Bank Indonesia sebesar 0,25% kemarin (30/5) berefek negatif terhadap bursa saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 57,27 poin (-0,94%) sebelum ditutup di angka 6.011,06.
LQ45, indeks saham di BEI yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turut berduka. Turun 14,18 poin menuju 963,48; indeks LQ45 longsor sedalam 1,45% lebih tinggi daripada sehari sebelumnya.
RTI mencatat Bumi Resources Tbk (BUMI), AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menempati tiga pertama saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, masing-masing 3,32 kali, 5,06 kali, dan 5,15 kali. Posisi selanjutnya masih diisi oleh WSKT, INDY, SRIL, PTBA, BBNI, BJBR, dan PGAS.
Meski anjlok cukup dalam, penurunan IHSG kemarin hanya menyeret turun empat saham dari 10 saham penghuni LQ45 dengan PER terkecil. Saham-saham yang bernasib nahas itu adalah Bumi Resources Tbk (BUMI), Waskita Karya Tbk (WSKT), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), dan Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Pada hari yang sama, saham yang naik harga justru lebih banyak, yaitu lima saham. Mereka adalah AKR Corporindo Tb k (AKRA), Indika Energy Tbk (INDY), Bukit Asam Tbk (PTBA), Bank Negara Indoensia Tbk (BBNI), dan BPD Jabar dan Banten (BJBR).
Satu-satunya saham yang kemarin tidak mengalami perubahan harga adalah Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News