Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat untuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan Obligasi Berkelanjutan I / 2011 menjadi “idA” dari “idA-”.
Melansir dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), peningkatan peringkat ANTM disebabkan oleh profil kredit ANTM, khususnya rasio cakupan arus kasnya, akan meningkat menjadi setara dengan kategori peringkat A.
Baca Juga: Rumor hangat: Hadang Gojek, Grab akan mengakuisisi DANA
Ini berarti ANTM dinilai memiliki kapasitas kuat secara jangka panjang pada komitmen finansialnya dibandingkan dengan obligor lainnya, tetapi lebih sensitif pada efek yang pasif dan perubahan situasi dan kondisi ekonomi.
Hal ini berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi nikel dari tambang Pomalaa dan Halmahera, yang saat ini hampir selesai dan diperkirakan akan beroperasi pada 2020. Selain itu, PEFINDO menilai ANTM diuntungkan dari posisi biaya kas yang relatif rendah.
Pertimbangan lain adalah percepatan larangan ekspor bijih pada tahun 2020 (dua tahun lebih awal dari yang seharusnya) yang akan meningkatkan harga nikel dunia. Hal ini mengingat fakta bahwa Indonesia adalah produsen bijih nikel terbesar yakni sekitar 25% dari pasokan bijih nikel global pada tahun 2018.
Hal ini akan mengompensasi hilangnya pendapatan dari ekspor bijih nikel ANTM yang menyumbang sekitar 7% dari pendapatan.
Pada awal September 2019, harga nikel naik menjadi US$17.685 per ton. Ini adalah harga nikel tertinggi sejak 2015. Namun ANTM, masih diizinkan untuk mengekspor bijih bauksit dengan kuota ekspor sekitar 3,3 juta metrik ton pada 2019, meningkat dari 2018 sebesar 850.000 metrik ton .
Baca Juga: Harga emas Antam menguat tipis ke Rp 753.000
Peningkatan kuota ekspor muncul dari rencana ANTM untuk menambah pabrik pemurnian alumina smelter grade di Mempawah, Kalimantan Barat, yang akan dikembangkan bersama dengan induk perusahaannya (holding), yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum).
ANTM pun mendapat peringkat 'stabil' untuk prospek perusahaan.
Peringkat tersebut mencerminkan beragam produk pertambangan ANTM yang didukung oleh sumber daya dan cadangan, operasi penambangan yang terintegrasi, dan peningkatan arus kas.
Baca Juga: Plus minus larangan ekspor bijih nikel bagi Central Omega (DKFT)
"Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh leverage keuangan yang relatif tinggi, meskipun jumlahnya telah meningkat selama beberapa tahun terakhir, serta eksposurnya yang berfluktuasi terhadap harga komoditas," tulis analis Pefindo dalam riset (13/09).
Peringkat ANTM dapat naik jika ANTM meningkatkan profil bisnisnya yang tercermin dari peningkatan pendapatan dan EBITDA, dengan tetap mempertahankan tingkat leverage secara berkelanjutan.
Peringkat ANTM juga dapat naik jika mendapat dukungan yang lebih kuat dari holding-nya, baik dalam bentuk suntikan modal, pinjaman pemegang saham, dan/atau sinergi bisnis lainnya.
Namun, Pefindo juga dapat menurunkan peringkat ANTM jika struktur modal dan arus kas memburuk sebagai akibat dari harga komoditas (khususnya nikel) yang lebih rendah dari perkiraan, kenaikan harga bahan bakar, dan kegagalan ANTM memenuhi target volume penjualan.
Baca Juga: Central Omega Resources (DKFT) sambut baik wacana pembatasan ekspor bijih nikel
Peringkat juga dapat turun jika ANTM menambah utang yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan dan gagal menyelesaikan proyek ekspansi dari yang sudah dijadwalkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News