kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Larangan ekspor nikel dipercepat, Pefindo naikkan peringkat Aneka Tambang (ANTM)


Jumat, 13 September 2019 / 16:15 WIB
Larangan ekspor nikel dipercepat, Pefindo naikkan peringkat Aneka Tambang (ANTM)
ILUSTRASI. Emas batangan Antam


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat untuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan Obligasi Berkelanjutan I / 2011 menjadi “idA” dari “idA-”.

Melansir dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), peningkatan peringkat ANTM disebabkan oleh profil kredit ANTM, khususnya rasio cakupan arus kasnya, akan meningkat menjadi setara dengan kategori peringkat A.

Baca Juga: Rumor hangat: Hadang Gojek, Grab akan mengakuisisi DANA

Ini berarti ANTM dinilai memiliki kapasitas kuat secara jangka panjang pada komitmen finansialnya dibandingkan dengan obligor lainnya, tetapi lebih sensitif pada efek yang pasif dan perubahan situasi dan kondisi ekonomi.

Hal ini berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi nikel dari tambang Pomalaa dan Halmahera, yang saat ini hampir selesai dan diperkirakan akan beroperasi pada 2020. Selain itu, PEFINDO menilai ANTM diuntungkan dari posisi biaya kas yang relatif rendah.

Pertimbangan lain adalah percepatan larangan ekspor bijih pada tahun 2020 (dua tahun lebih awal dari yang seharusnya) yang akan meningkatkan harga nikel dunia. Hal ini mengingat fakta bahwa Indonesia adalah produsen bijih nikel terbesar yakni sekitar 25% dari pasokan bijih nikel global pada tahun 2018.

Hal ini akan mengompensasi hilangnya pendapatan dari ekspor bijih nikel ANTM yang menyumbang sekitar 7% dari pendapatan.

Pada awal September 2019, harga nikel naik menjadi US$17.685 per ton. Ini adalah harga nikel tertinggi sejak 2015. Namun ANTM, masih diizinkan untuk mengekspor bijih bauksit dengan kuota ekspor sekitar 3,3 juta metrik ton pada 2019, meningkat dari 2018 sebesar 850.000 metrik ton .

Baca Juga: Harga emas Antam menguat tipis ke Rp 753.000

Peningkatan kuota ekspor muncul dari rencana ANTM untuk menambah pabrik pemurnian alumina smelter grade di Mempawah, Kalimantan Barat, yang akan dikembangkan bersama dengan induk perusahaannya (holding), yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum).

ANTM pun mendapat peringkat 'stabil' untuk prospek perusahaan.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×